BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Pendidikan adalah
pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok
orang yang ditransfer dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui
pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Pendidikan sering terjadi di bawah
bimbingan orang lain, tetapi juga memungkinkan secara otodidak. Setiap
pengalaman yang memiliki efek formatif pada cara orang berpikir, merasa, atau
tindakan dapat dianggap pendidikan. Pendidikan umumnya dibagi menjadi tahap
seperti prasekolah, sekolah dasar, sekolah menengah dan kemudian perguruan
tinggi, universitas atau magang.
Dalam
dunia pendidikan dituntut untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas, Namun
ada kendala yang terjadi dalam proses pendidikan misalkan pola pikir yang masih
tradisonal yaitu dalam pendidikan awal lebih menekankan bisa membaca, menulis
dan berhitung. Untuk mengukur kemampuan atau kecerdasaan seseorang tidak cukup
diukur oleh tiga hal tersebut, maka dari itu perlu dilakukannya revisi dalam
mengukur tingkat kecerdasaan seseorang.
Kecerdasan
intelektual adalah kemampuan intelektual, analisa, logika dan rasio. Ia
merupakan kecerdasan untuk menerima, menyimpan dan mengolah infomasi menjadi
fakta. Orang yang kecerdasan intelektualnya baik, baginya tidak ada informasi
yang sulit, semuanya dapat disimpan dan diolah, pada waktu yang tepat dan pada
saat dibutuhkan diolah dan diinformasikan kembali. Proses menerima , menyimpan,
dan mengolah kembali informasi, (baik informasi yang didapat lewat pendengaran,
penglihatan atau penciuman) biasa disebut "berfikir. Disamping itu juga
kecerdasan intelektual tidak hanya mencakup ketiga hal tersebut (membaca,
menulis dan berhitung ), Melainkan
kecerdasaan intelektual juga mencakup aspek
kinetis, musical, visual-spatial,
interpersonal, intrapersonal, dan naturalis. Jenis-jenis kecerdasan tersebut
disebt dengan Multiple Intelligences (Kecerdasan Ganda).
B. Rumusan
Masalah
1. Apa
pengertian Multiple
Intelligences ?
2. Apa
saja bagian dari Multiple Intelligences ?
3. Faktor-faktor
apa saja yang mempengaruhi perkembangan?
4. Faktor-faktor
apa saja yang mempengaruhi Intelligences?
5. Bagaimanakah strategi Pembelajaran
Multiple Intelligences?
C. Tujuan
1. Untuk
mengetahui pengertian Multiple Intelligences
2. Untuk
mengetahui bagian-bagian dari Multiple Intelligences
3. Untuk
mengetahui faktor yang mempengaruhi perkembangan
4. Untuk
mengetahui faktor yang mempengaruhi Multiple Intelligences
5. Untuk
mengetahui strategi pembelajaran Multiple Intelligences
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Multiple
Intelligences ( Kecerdasaan Ganda )
Kecerdasan atau
yang biasa dikenal dengan IQ (bahasa Inggris: intelligence
quotient) adalah istilah umum yang digunakan untuk menjelaskan
sifat pikiran yang mencakup sejumlah kemampuan, seperti
kemampuan menalar, merencanakan, memecahkan masalah,
berpikir abstrak, memahami gagasan, menggunakan bahasa,
dan belajar. Kecerdasan erat kaitannya dengan
kemampuan kognitif yang dimiliki oleh individu. Kecerdasan dapat
diukur dengan menggunakan alat psikometri yang biasa disebut sebagai
tes IQ. Ada juga pendapat yang menyatakan bahwa IQ merupakan usia mental
yang dimiliki manusia berdasarkan perbandingan usia kronologis.
Kecerdasan (Inteligensi) secara umum dipahami pada dua
tingkat yakni : kecerdasan sebagai suatu kemampuan untuk memahami informasi
yang membentuk pengetahuan dan kesadaran. Kecerdasan sebagai kemampuan untuk
memproses informasi sehingga masalah-masalah yang kita hadapi dapat dipecahkan
(problem solved) dan dengan demikian pengetahuan pun bertambah. Jadi mudah dipahami
bahwa kecerdasan adalah pemandu bagi kita untuk mencapai sasaran-sasaran kita
secara efektif dan efisien. Kemampuan seseorang pada kognitif, psikomotor,
afektif merupakan kecerdasan bagi seseorang. Intelegensi menunjukkan bagaimana
cara individu bertingkah laku dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Tingkah
laku individu dinyatakan “intelegen” berdasarkan kesanggupan untuk melakukan
suatu aktifitas, yaitu berfikir. Dari urian diatas dapat disimpulkan
kecerdasaan adalah kemampuan yang dimiliki setiap orang. Kecerdasan yang
dimilik satu orang dengan orang yang lain tidaklah sama karena kecerdasan itu
banyak sekali jenisnya. Keanekaragaman dari kemampuan atau kecerdasaan
seseorang disebut dengan kecerdasan majemuk (multiple intelegensi).
B.
Bagian
dari Multiple
Intelligences
Seorang
ahli riset dari Amerika, Prof. Howard Gardener, mengembangkan model
kecerdasan “multiple intelligence” yang artinya bermacam-macam kecerdasan.
Maksudnya setiap orang memilki bermacam-macam kecerdasan, tetapi dengan kadar
pengembangan yang berbeda. Yang di maksud kecerdasan menurut Gardener adalah
suatu kumpulan kemampuan atau keterampilan yang dapat ditumbuh kembangkan.
Menurut Howard Gardener dalam setiap diri manusia ada 8 macam kecerdasan, yaitu
:
1. KECERDASAN
LINGUISTIK
Kecerdasan
linguistik adalah kemampuan untuk menggunakan kata-kata secara efektif, baik
secara lisan maupun tulisan ciri-ciri : bermain dengan kata-kata, menikmati puisi, suka mendengarkan cerita, membaca, merasa
mudah dan percaya diri mengekspresikan diri anda baik secara lisan maupun
tulisan, Contohnya : pintar dalam berkomunikasi dan pintar dalam menceritakan
atau menulis mengenai sesuatu hal, suka membumbui percakapan dengan hal-hal
menarik, suka mengerjakan teka-teki silang, bermain scrable atau bermain
puzzle, dapat mengeja dengan sangat baik.
2. KECERDASAN
LOGIK MATEMATIK
Kecerdasan logik matematik ialah
kemampuan seseorang dalam memecahkan masalah. Ia mampu memikirkan dan menyusun
solusi (jalan keluar) dengan urutan yang logis (masuk akal). Ciri-ciri : senang
bekerja dengan angka dan dapat melakukan perhitungan mental (mencongak), tertarik
dengan kemajuan teknologi dan gemar melakukan percobaan untuk melihat cara
kerja sesuatu hal, merasa mudah melakukan perencanaan keuangan, menetapkan
target dalam bentuk angka dalam bisnis dan hidup, senang menyiapkan jadwal perjalanan
secara terperinci, memberi nomor dan menetapkan suatu daftar kerja, senang
dengan permainan, puzzle atau sesuatu yang membutuhkan kemampuan berpikir logis
dan statistis seperti permainan cheker atau catur.
3. KECERDASAN
VISUAL DAN SPASIAL
Kecerdasan
visual dan spasial adalah kemampuan untuk melihat dan mengamati dunia visual
dan spasial secara akurat (cermat). Ciri-ciri : menyukai seni, menikmati
lukisan dan patung, memilki citra rasa yang baik akan warna, cenderung menyukai
pencatatan secara visual dengan menggunakan kamera atau handycam, bisa menulis
dengan cepat saat anda mencatat atau berpikir mengenai sesuatu, dapat menggambar
dengan cukup baik, merasa mudah membaca peta atau melakukan navigasi, memilki
kemampuan mengerti arah yang baik, menikmati permainan seperti puzzle.
4. KECERDASAN
MUSIK
Kecerdasan
musik adalah kemampuan untuk menikmati, mengamati, membedakan, mengarang,
membentuk dan mengekspresikan bentuk-bentuk musik. Kecerdasan ini meliputi
kepekaan terhadap ritme, melodi dan timbre dari musik yang didengar. Ciri-ciri
: dapat memainkan alat musik, dapat menyanyi sesuai dengan tinggi rendahnya
kunci nada, biasanya dapat mengingat sebuah irama hanya dengan mendengarkan
beberapa kali saja, sering mendengarkan musik, bahkan kadang kala menghadiri
konser musik.
5. KECERDASAN
INTERPERSONAL
Kecerdasan
interpersonal ialah kemampuan untuk mengamati dan mengerti maksud, motivasi dan
perasaan orang lain. Ciri-ciri : senang bekerja sama dengan orang lain dalam
suatu kelompok atau komite, lebih suka belajar kelompok dari pada belajar
sendiri, penuh simpati, lebih suka team sport seperti basket,
soffball, sepak bola dari pada individual seperti renang dan lari
6. KECERDASAN
INTRAPERSONAL
Kecerdasan
intrapersonal adalah kemampuan yang berhubungan dengan kesadaran dan
pengetahuan tentang diri sendiri. Dapat memahami kekuatan dan kelemahan diri
sendiri. Mampu memotivasi dirinya sendiri dan melakukan disiplin diri. Ciri-ciri
: memiliki buku harian untuk mencatat pikiran anda yang sangat dalam dan
pribadi, serimg menyendiri untuk memikirkan dan memecahkan masalah itu sendiri,
menetapkan tujuan, seorang pemikir
independen (mandiri), tahu pikiran anda dan anda memutuskan sendiri keputusan,
mempunyai hobi atau kesenangan yang bersifat pribadi yang tidak banyak anda
bagikan atau ungkapkan kepada orang lain.
7.
KECERDASAN KINESTETIK
Kecerdasan
kinestetik ialah kemampuan dalam menggunakan tubuh kita secara terampil untuk
mengungkapkan ide, pemikiran dan perasaan. Ciri-ciri : gemar berolahraga atau melakukan kegiatan
fisik, cakap dalam melakukan sesuatu seorang diri, senang memikirkan persoalan
sambil aktif dalam kegiatan fisik seperti berjalan atau lari, tidak keberatan
jika diminta untuk menari, Setiap kali anda pergi ke pusat hiburan atau
permainan, anda senang dengan permainan yang sangat menantang dan “mengerikan”
secara fisik seperti jet coaster.
8.
KECERDASAN NATURALIS
Kecerdasan
naturalis adalah kemampuan untuk mengenali, membedakan, mengungkapkan dan
membuat kategori terhadap apa yang di jumpai di alam maupun lingkungan. Ciri-ciri
: senang memelihara atau menyukai hewan, dapat mengenali dan membedakan nama berbagai
jenis pohon, bunga dan tanaman, tertarik
dan memilki pengetahuan yang cukup mengenai bagaimana tubuh bekerja -di mana
letak organ tubuh yang penting- dan anda mengerti akan kesehatan, tahu jalur
atau jalan setapak, sarang burung dan hewan liar lainnya saat anda berjalan di
alam dan anda bisa “membaca” cuaca, dapat membayangkan diri anda sebagai
seorang petani atau mungkin anda suka memancing.
C.
Faktor-Faktor
yang Memengaruhi Perkembangan
Ada beberapa
faktor yang mempengaruhi perkembangan. berikut ini adalah faktor faktor yang
mempengaruhi perkembangan:
a)
Faktor
Genetika (Hereditas)
Hereditas merupakan
“ totalitas karakteristik individu yang diwariskan orang tua kepada anak, atau
segala potensi ( baik fisik maupun psikis) yang memiliki individu sejak masa
konsepsi sebagai pewarisan dari pihak orang tua mmelalui gen-gen.
Pengaruh gen
terhadap kepribadian, sebenarnya tidak secara langsung, karena yang dipengaruhi
gen secara langsung adalah :
a. Kualitas
sistem syaraf
b. Keseimbangan
biokimia tubuh
c. Struktur
tubuh.
Sehubungan
dengan hal di atas, Cattel dkk.
Mengemukakan bahwa “ kemampuan
belajar dan penyesuaian diri dibatasi
oleh sifat-sifat yang inheren dalam organisme individu itu sendiri”. Misalnya
kapasitas fisik ( perawakan, energi,
kekuatan, dan kemenarikannya), dan kapasitas intelektual ( cerdas, normal, dan terbelakang).
Meskipun begitu, batas-batas perkembangan kepribadian, bagaimanapun lebih besar
dipengaruhi oleh faktor lingkungan.
Contoh
untuk pernyataan terakhir di atas: seorang anak yang tubuhnya kecil (kerdil
atau kurus) mungkin aakan mengembangkan “ self-
concept’’ yang negatif, apabila dia
berkembang dalam lingkungan sosial yang sangat menghargai ukuran tubuh yang
atletis. Sama halnya dengan seorang wanita yang ukuran tubuhnya gendut dan
wajahnya tidak cantik, dia akan merasa
infior ( rendah diri), apabila berada dalam lingkungan yang sangat
menghargai wanita dari segi kecantikannya. Menurut C.S Hall “dimensi-dimensi
temperamen: emosionalitas, aktivitas,agresivitas dan reaktivitas bersumber dari
plasma benih (gen), demikian juga halnya
dengan inteligesi’’.
b)
Faktor
Lingkungan
Lingkungan
adalah “ keseluruhan fenomena (peristiwa, situasi,atau kondisi) fisik/alam atau
sosial yang mempengaruhi atau dipengaruhi perkembangan individu”. Faktor
lingkungan yang dibahas pada paparan berikut adalah lingkungan keluarga,
sekolah, teman sebaya, dan media massa. Faktor lingkungan dapat dibagi menjadi
empat bagian yaitu yang pertama adalah
1. Lingkungan
Keluarga
Lingkungan keluarga merupakan sebagai
faktor utama penentu perkembangan anak. Alasan tentang pentingnya peranan
keluarga bagi perkembangan anaka adalah :
a. Keluarga
merupakan kelompok sosial pertama yang menjadi pusat identifikasi anak
b. Keluarga
merupakan lingkungan pertama yang mengenalkan nilai-nilai kehidupan kepada anak
c. Orang
tua dan anggota keluarga lainnya merupakan “significant people” bagi
perkembangan kepribadian anak
d. Keluarga
sebagai institusi yang memfasilitasi kebutuhan dasar insani (manusiawi), baik
yang bersifat fisik-biologis, maupun sosiopsikologis
e. Anak
banyak menghabiskan waktunya di lingkungan keluarga
2.
Lingkungan Sekolah
Hurlock
(1986: 322) mengemukakan bahwa sekolah merupakan faktor penentu bagi
perkembangan kepribadian anak, baik dalam cara berpiki, bersikap, maupun
berperilaku. Sekolah berperan sebagai substitusi keluarga, dan guru sebagai substitusi
orang tua.
3.
Kelompok Teman Sebaya (Peer Group)
Kelompok
teman sebaya sebagai lingkungan sosial bagi anak mempunyai peranan yang cukup
penting bagi perkembangan dirinya. Melalui kelompok sebaya, anak dapat memenuhi
kebutuhannya untuk belajar berinteraksi sosial, belajar menyatakan pendapat dan
perasaan, belajar merespons atau menerima pendapat dan perasaan orang lain,
belajar tentang norma-norma kelompok, dan memperoleh pengakuan dan penerimaan
sosial.
4.
Media Massa
Salah
satu media massa yang dewasa ini sangat menarik perhatian warga masyarakat,
khususnya anak-anak adalah televisi. Televisi. Televisi sebagai media massa
elektronik mempunyai missi untuk
memberikan informasi, pendidikan, dan hiburan kepada para pemirsanya.
c)
Kecerdasan
Arthur
Jensen (1969) mengemukakan pendapatnya bahwa kecerdasan itu diwariskan
(keturunan). Ia mengemukakan bahwa lingkungan dan budaya hanya mempunyai
peranan minimal dalam kecerdasan. Dia telah melakukan beberapa penelitian
tentang kecerdasan, diantaranya ada yang membandingkan tentang anak kembar yang
berasal dari satu telur (identical twins) dan dari dua telur (fraternal twins).
Identical twins memiliki genetik yang identik, karena itu kecerdasan seharusnya
sama. Fraternal twins pada anak sekandung genetiknya tidak sama karena itu
IQ-nya pun tidak sama. Menurut Jense IQ yang diukur dengan tes kecerdasan yang
baku merupakan indikator kecerdasan yang baik.
d)
Temperamen
Temperamen
adalah gaya perilaku karakteristik individu dalam merespons. Ahli-ahli
perkembangan sangat tertarik mengenai temperamen bayi. Sebagian bayi sangat
aktif menggerak-gerakkan tangan, kaki dan mulutnya dengan keras, sebagian lagi
lebih tenang, sebagian anak menjelajahi lingkungannya dengan giat pada waktu
yang lama dan sebagainya lagi tidak demikian.
Menurut Thomas
& Chess (1991) ada tiga tipe dasar temperamen yaitu mudah, sulit dan lambat
untuk dikembangkan.
1) Anak
yang mudah umumnya mempunyai suasana hati yang positif dan dapat dengan cepat
membentuk kebiasaan yang teratur, serta dengan mudah pula menyesuaikan diri
dengan pengalaman baru
2) Anak
yang sulit cenderung untuk bereaksi secara negatif serta sering menangis dan
lambat untuk menerima pengalaman-pengalaman baru.
3) Anak
yang lambat untuk dibangkit mempunyai tngkat kegiatan yang rendah,
kadang-kadang negatif dan penyesuaian diri yang rendah dengan lingkungan atau
pengalaman baru
D.
Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Intelegensi Peserta Didik
1)
Pembawaan : pembawaan ditentukan oleh
sifat-sifat dan ciri-ciri yang dibawa sejak lahir. “batas kesanggupan kita”,
yakni dapat tidaknya memecahkan suatu soal, pertama-tama ditentukan oleh
pembawaan kita.dan perbedaan individu itu masi tetap ada.
2)
Kematangan : tiap organ dalam tubuh
manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan. tiap organ (fisik maupun
psikis) dapat dikatakan telah matang jika ia Telah mencapai kesanggupan
menjalankan fungsinya masing-masing. Dan arus disadari bahwa kematangan
kematangan berhubungan erat dengan umur.
3)
Pembentukan : pembetukan adalah segala
keadaan di luar diri seseorang yang mempengaruhi perkembangan intelegensi.
Dapat kita bedakan pembentukan sengaja (seperti yang dilakukan di
sekolah-sekolah) dan pembentukan tidak sengaja (pengaruh alam sekitar).
4)
Minat dan pembawaan yang khas : minat
mengerahkan perbuatan kepada suatu tujua dan merupakan dorongan bagi perbuatan
itu. Dalam arti manusia terdapat dorongan-dorongan (motif-motif) yang mendorong
manusia untuk berinteraksi dengan dunia luar. Motif menggunakan dan menyelidiki
dunia luar. Dari manipulasi dan eksplorasi yang dilakukan terhadapdunia luar
itu, lama kelamaan timbullah minat terhadap sesuatu.
5)
Kebebasan : kebebasan berarti bahwa
manusia itu dapat memilih metode-metode yang tertentu dalam memecahkan
masalah-masalah. Manusia mempunyai kebebasan memilih masalah sesuai dengan
kebutuhanya. Dengan adany kebebasan ini berarti bahwa minat itu tidak selamaya
menjadi syarat dalam perbuatan intelegensi.
E.
Strategi
Pembelajaran Multiple Intelligences (MI)
Strategi
pembelajaran MI pada hakikatnya adalah upaya mengoptimalkan kecerdasan majemuk
yang dimiliki oleh setiap individu (siswa) untuk mencapai kompetensi tertentu
yang dituntut oleh sebuah kurikulum.
Amstrong
(2002) seorang pakar di bidang Multiple Intelligences mengatakan, bahwa
dengan teori kecerdasan majemuk memungkinkan guru mengembangkan strategi
pembelajaran inovatif yang relatif baru dalam dunia pendidikan. Meskipun
demikian, ia menambahkan, bahwa tidak ada rangkaian strategi pembelajaran yang
bekerja secara efektif untuk semua siswa. Setiap siswa memiliki kecenderungan
tertentu pada kedelapan kecerdasan yang ada. Oleh karena itu suatu strategi
mungkin akan efektif pada sekelompok siswa, tetapi akan gagal bila diterapkan
pada kelompok lain. Dengan dasar ini sudah seharusnya guru memperhatikan jenis
kecerdasan yang menonjol pada masing-masing siswa agar dapat menentukan
strategi pembelajaran yang tepat untuk mengoptimalkan potensi yang ada diri
siswa. Meskipun demikian tidak tertutup kemungkinan bahawa setiap strategi yang
ada pada masing-masing kecerdasan dapat diimplemtasikan untuk semua mata
pelajaran yang ada dalam kurikulum. Misalnya strategi pembelajaran
Matematis-Logis dapat diimplematasikan bukan saja dalam mata pelajaran Matematika,
tetapi juga dapat diimplementasikan dalam mata pelajaran lainnya seperti
Bahasa, Fisika, atau mata pelajaran yang menuntut unsur logika di dalamnya.
Satu
hal yang harus diingat adalah bahwa teori MI bukan saja merupakan konsep
kecerdasan yang ada pada diri masing-masing individu, tetapi juga merupakan
strategi pembelajaran yang ampuh untuk menjadikan siswa keluar sebagai juara
pada jenis kecerdasan tertentu. Gardner (2003) mengatakan, sebab pada dasarnya
setiap individu memiliki satu atau lebih kecerdasan yang menonjol dari delapan
kecerdasan yang ada. Bukankah Einstein yang dikatakan cerdas juga mempunyai
kelemahan pada jenis kecerdasan lainnya? Einstein adalah orang yang
sangat cerdas pada dua jenis kecerdasan yaitu Matematis-Logis dan Spasial. Sementara
untuk jenis kecerdasan yang lain, ia tidak terlalu menonjol.
Strategi
pembelajaran MI pada praktiknya adalah memacu kecerdasan yang menonjol pada
diri siswa seoptimal mungkin, dan berupaya mempertahankan kecerdasan lainnya
pada standar minimal yang ditentukan oleh lembaga atau sekolah. Dengan demikian
penggunaan strategi pembelajaran MI tetap berada pada posisi yang selalu
menguntungkan bagi siswa yang menggunakannya. Satu hal yang pasti, siswa akan
keluar sebagai individu yang memiliki jati diri, yang potensial pada salah satu
atau lebih dari delapan jenis kecerdasan yang dimilikinya.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
kecerdasaan adalah kemampuan yang
dimiliki setiap orang. Kecerdasan yang dimilik satu orang dengan orang yang lain
tidaklah sama karena kecerdasan itu banyak sekali jenisnya. Keanekaragaman dari
kemampuan atau kecerdasaan seseorang disebut dengan kecerdasan majemuk
(multiple intelegensi).
Menurut
Howard Gardener dalam setiap diri manusia ada 8 macam kecerdasan, yaitu
kecerdasan linguistik, kecerdasan logik matematik, kecerdasan visual dan
spasial, kecerdasan musik, kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal,
kecerdasan kinestetik, kecerdasan naturalis.
Faktor-faktor
yang memengaruhi perkembangan adalah Faktor Genetika (Hereditas), Faktor
Lingkungan, Kecerdasan, Temperamen.
DAFTAR
PUSTAKA
Sumantri, M dan Syaodih, N. 2009.
Perkembangan Peserta Didik. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Supriadi, Oding. 2010. Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta :
PT. Kurnia Kalam
Semesta
Yusuf L.N., S dan Sugandhi. 2012.
Perkembangan Peserta Didik. Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar