Sabtu, 26 April 2014

Multiple Intelligences ( Kecerdasaan Ganda )

BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang ditransfer dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Pendidikan sering terjadi di bawah bimbingan orang lain, tetapi juga memungkinkan secara otodidak. Setiap pengalaman yang memiliki efek formatif pada cara orang berpikir, merasa, atau tindakan dapat dianggap pendidikan. Pendidikan umumnya dibagi menjadi tahap seperti prasekolah, sekolah dasar, sekolah menengah dan kemudian perguruan tinggi, universitas atau magang.
Dalam dunia pendidikan dituntut untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas, Namun ada kendala yang terjadi dalam proses pendidikan misalkan pola pikir yang masih tradisonal yaitu dalam pendidikan awal lebih menekankan bisa membaca, menulis dan berhitung. Untuk mengukur kemampuan atau kecerdasaan seseorang tidak cukup diukur oleh tiga hal tersebut, maka dari itu perlu dilakukannya revisi dalam mengukur tingkat kecerdasaan seseorang.
Kecerdasan intelektual adalah kemampuan intelektual, analisa, logika dan rasio. Ia merupakan kecerdasan untuk menerima, menyimpan dan mengolah infomasi menjadi fakta. Orang yang kecerdasan intelektualnya baik, baginya tidak ada informasi yang sulit, semuanya dapat disimpan dan diolah, pada waktu yang tepat dan pada saat dibutuhkan diolah dan diinformasikan kembali. Proses menerima , menyimpan, dan mengolah kembali informasi, (baik informasi yang didapat lewat pendengaran, penglihatan atau penciuman) biasa disebut "berfikir. Disamping itu juga kecerdasan intelektual tidak hanya mencakup ketiga hal tersebut (membaca, menulis dan berhitung ),  Melainkan kecerdasaan intelektual juga mencakup aspek  kinetis, musical, visual-spatial, interpersonal, intrapersonal, dan naturalis. Jenis-jenis kecerdasan tersebut disebt dengan Multiple Intelligences (Kecerdasan Ganda).





                                                          














B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian Multiple Intelligences ?
2.      Apa saja bagian dari Multiple Intelligences ?
3.      Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan?
4.      Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi Intelligences?
5.      Bagaimanakah strategi Pembelajaran Multiple Intelligences?
C.     Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian Multiple Intelligences
2.      Untuk mengetahui bagian-bagian dari Multiple Intelligences
3.      Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi perkembangan
4.      Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi Multiple Intelligences
5.      Untuk mengetahui strategi pembelajaran Multiple Intelligences













BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Multiple Intelligences ( Kecerdasaan Ganda )
Kecerdasan atau yang biasa dikenal dengan IQ (bahasa Inggris: intelligence quotient) adalah istilah umum yang digunakan untuk menjelaskan sifat pikiran yang mencakup sejumlah kemampuan, seperti kemampuan menalar, merencanakan, memecahkan masalah, berpikir abstrak, memahami gagasan, menggunakan bahasa, dan belajar. Kecerdasan erat kaitannya dengan kemampuan kognitif yang dimiliki oleh individu. Kecerdasan dapat diukur dengan menggunakan alat psikometri yang biasa disebut sebagai tes IQ. Ada juga pendapat yang menyatakan bahwa IQ merupakan usia mental yang dimiliki manusia berdasarkan perbandingan usia kronologis.
Kecerdasan (Inteligensi) secara umum dipahami pada dua tingkat yakni : kecerdasan sebagai suatu kemampuan untuk memahami informasi yang membentuk pengetahuan dan kesadaran. Kecerdasan sebagai kemampuan untuk memproses informasi sehingga masalah-masalah yang kita hadapi dapat dipecahkan (problem solved) dan dengan demikian pengetahuan pun bertambah. Jadi mudah dipahami bahwa kecerdasan adalah pemandu bagi kita untuk mencapai sasaran-sasaran kita secara efektif dan efisien. Kemampuan seseorang pada kognitif, psikomotor, afektif merupakan kecerdasan bagi seseorang. Intelegensi menunjukkan bagaimana cara individu bertingkah laku dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Tingkah laku individu dinyatakan “intelegen” berdasarkan kesanggupan untuk melakukan suatu aktifitas, yaitu berfikir. Dari urian diatas dapat disimpulkan kecerdasaan adalah kemampuan yang dimiliki setiap orang. Kecerdasan yang dimilik satu orang dengan orang yang lain tidaklah sama karena kecerdasan itu banyak sekali jenisnya. Keanekaragaman dari kemampuan atau kecerdasaan seseorang disebut dengan kecerdasan majemuk (multiple intelegensi).

B.       Bagian dari Multiple Intelligences
Seorang ahli riset dari Amerika, Prof. Howard Gardener, mengembangkan model kecerdasan “multiple intelligence” yang artinya bermacam-macam kecerdasan. Maksudnya setiap orang memilki bermacam-macam kecerdasan, tetapi dengan kadar pengembangan yang berbeda. Yang di maksud kecerdasan menurut Gardener adalah suatu kumpulan kemampuan atau keterampilan yang dapat ditumbuh kembangkan. Menurut Howard Gardener dalam setiap diri manusia ada 8 macam kecerdasan, yaitu :
1.      KECERDASAN LINGUISTIK
Kecerdasan linguistik adalah kemampuan untuk menggunakan kata-kata secara efektif, baik secara lisan maupun tulisan ciri-ciri : bermain dengan kata-kata,  menikmati puisi,  suka mendengarkan cerita, membaca, merasa mudah dan percaya diri mengekspresikan diri anda baik secara lisan maupun tulisan, Contohnya : pintar dalam berkomunikasi dan pintar dalam menceritakan atau menulis mengenai sesuatu hal, suka membumbui percakapan dengan hal-hal menarik, suka mengerjakan teka-teki silang, bermain scrable atau bermain puzzle, dapat mengeja dengan sangat baik.
2.      KECERDASAN LOGIK MATEMATIK
Kecerdasan logik matematik ialah kemampuan seseorang dalam memecahkan masalah. Ia mampu memikirkan dan menyusun solusi (jalan keluar) dengan urutan yang logis (masuk akal). Ciri-ciri : senang bekerja dengan angka dan dapat melakukan perhitungan mental (mencongak), tertarik dengan kemajuan teknologi dan gemar melakukan percobaan untuk melihat cara kerja sesuatu hal, merasa mudah melakukan perencanaan keuangan, menetapkan target dalam bentuk angka dalam bisnis dan hidup, senang menyiapkan jadwal perjalanan secara terperinci, memberi nomor dan menetapkan suatu daftar kerja, senang dengan permainan, puzzle atau sesuatu yang membutuhkan kemampuan berpikir logis dan statistis seperti permainan cheker atau catur.
3.      KECERDASAN VISUAL DAN SPASIAL
Kecerdasan visual dan spasial adalah kemampuan untuk melihat dan mengamati dunia visual dan spasial secara akurat (cermat). Ciri-ciri : menyukai seni, menikmati lukisan dan patung, memilki citra rasa yang baik akan warna, cenderung menyukai pencatatan secara visual dengan menggunakan kamera atau handycam, bisa menulis dengan cepat saat anda mencatat atau berpikir mengenai sesuatu, dapat menggambar dengan cukup baik, merasa mudah membaca peta atau melakukan navigasi, memilki kemampuan mengerti arah yang baik, menikmati permainan seperti puzzle.
4.      KECERDASAN MUSIK
Kecerdasan musik adalah kemampuan untuk menikmati, mengamati, membedakan, mengarang, membentuk dan mengekspresikan bentuk-bentuk musik. Kecerdasan ini meliputi kepekaan terhadap ritme, melodi dan timbre dari musik yang didengar. Ciri-ciri : dapat memainkan alat musik, dapat menyanyi sesuai dengan tinggi rendahnya kunci nada, biasanya dapat mengingat sebuah irama hanya dengan mendengarkan beberapa kali saja, sering mendengarkan musik, bahkan kadang kala menghadiri konser musik.
5.      KECERDASAN INTERPERSONAL
Kecerdasan interpersonal ialah kemampuan untuk mengamati dan mengerti maksud, motivasi dan perasaan orang lain. Ciri-ciri : senang bekerja sama dengan orang lain dalam suatu kelompok atau komite, lebih suka belajar kelompok dari pada belajar sendiri,  penuh simpati,  lebih suka team sport seperti basket, soffball, sepak bola dari pada individual seperti renang dan lari
6.      KECERDASAN INTRAPERSONAL
Kecerdasan intrapersonal adalah kemampuan yang berhubungan dengan kesadaran dan pengetahuan tentang diri sendiri. Dapat memahami kekuatan dan kelemahan diri sendiri. Mampu memotivasi dirinya sendiri dan melakukan disiplin diri. Ciri-ciri : memiliki buku harian untuk mencatat pikiran anda yang sangat dalam dan pribadi, serimg menyendiri untuk memikirkan dan memecahkan masalah itu sendiri, menetapkan tujuan,  seorang pemikir independen (mandiri), tahu pikiran anda dan anda memutuskan sendiri keputusan, mempunyai hobi atau kesenangan yang bersifat pribadi yang tidak banyak anda bagikan atau ungkapkan kepada orang lain.
7.        KECERDASAN KINESTETIK
Kecerdasan kinestetik ialah kemampuan dalam menggunakan tubuh kita secara terampil untuk mengungkapkan ide, pemikiran dan perasaan. Ciri-ciri :  gemar berolahraga atau melakukan kegiatan fisik, cakap dalam melakukan sesuatu seorang diri, senang memikirkan persoalan sambil aktif dalam kegiatan fisik seperti berjalan atau lari, tidak keberatan jika diminta untuk menari, Setiap kali anda pergi ke pusat hiburan atau permainan, anda senang dengan permainan yang sangat menantang dan “mengerikan” secara fisik seperti jet coaster.
8.        KECERDASAN NATURALIS
Kecerdasan naturalis adalah kemampuan untuk mengenali, membedakan, mengungkapkan dan membuat kategori terhadap apa yang di jumpai di alam maupun lingkungan. Ciri-ciri : senang memelihara atau menyukai hewan,  dapat mengenali dan membedakan nama berbagai jenis pohon, bunga dan tanaman,  tertarik dan memilki pengetahuan yang cukup mengenai bagaimana tubuh bekerja -di mana letak organ tubuh yang penting- dan anda mengerti akan kesehatan, tahu jalur atau jalan setapak, sarang burung dan hewan liar lainnya saat anda berjalan di alam dan anda bisa “membaca” cuaca, dapat membayangkan diri anda sebagai seorang petani atau mungkin anda suka memancing.
C.      Faktor-Faktor yang Memengaruhi Perkembangan
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan. berikut ini adalah faktor faktor yang mempengaruhi perkembangan:
a)        Faktor Genetika (Hereditas)
Hereditas merupakan “ totalitas karakteristik individu yang diwariskan orang tua kepada anak, atau segala potensi ( baik fisik maupun psikis) yang memiliki individu sejak masa konsepsi sebagai pewarisan dari pihak orang tua mmelalui gen-gen.
Pengaruh gen terhadap kepribadian, sebenarnya tidak secara langsung, karena yang dipengaruhi gen secara langsung adalah :
a.       Kualitas sistem syaraf
b.      Keseimbangan biokimia tubuh
c.       Struktur tubuh.
Sehubungan dengan hal di atas, Cattel dkk.  Mengemukakan bahwa “ kemampuan belajar  dan penyesuaian diri dibatasi oleh sifat-sifat yang inheren dalam organisme individu itu sendiri”. Misalnya kapasitas fisik  ( perawakan, energi, kekuatan, dan kemenarikannya), dan kapasitas intelektual ( cerdas, normal, dan terbelakang). Meskipun begitu, batas-batas perkembangan kepribadian, bagaimanapun lebih besar dipengaruhi oleh faktor lingkungan.
Contoh untuk pernyataan terakhir di atas: seorang anak yang tubuhnya kecil (kerdil atau kurus) mungkin aakan mengembangkan “ self- concept’’  yang negatif, apabila dia berkembang dalam lingkungan sosial yang sangat menghargai ukuran tubuh yang atletis. Sama halnya dengan seorang wanita yang ukuran tubuhnya gendut dan wajahnya tidak cantik, dia akan merasa infior ( rendah diri), apabila berada dalam lingkungan yang sangat menghargai wanita dari segi kecantikannya. Menurut C.S Hall “dimensi-dimensi temperamen: emosionalitas, aktivitas,agresivitas dan reaktivitas bersumber dari plasma  benih (gen), demikian juga halnya dengan inteligesi’’.
b)       Faktor Lingkungan
Lingkungan adalah “ keseluruhan fenomena (peristiwa, situasi,atau kondisi) fisik/alam atau sosial yang mempengaruhi atau dipengaruhi perkembangan individu”. Faktor lingkungan yang dibahas pada paparan berikut adalah lingkungan keluarga, sekolah, teman sebaya, dan media massa. Faktor lingkungan dapat dibagi menjadi empat bagian yaitu yang pertama adalah
1.      Lingkungan Keluarga
Lingkungan keluarga merupakan sebagai faktor utama penentu perkembangan anak. Alasan tentang pentingnya peranan keluarga bagi perkembangan anaka adalah :
a.       Keluarga merupakan kelompok sosial pertama yang menjadi pusat identifikasi anak
b.      Keluarga merupakan lingkungan pertama yang mengenalkan nilai-nilai kehidupan kepada anak
c.       Orang tua dan anggota keluarga lainnya merupakan “significant people” bagi perkembangan kepribadian anak
d.      Keluarga sebagai institusi yang memfasilitasi kebutuhan dasar insani (manusiawi), baik yang bersifat fisik-biologis, maupun sosiopsikologis
e.       Anak banyak menghabiskan waktunya di lingkungan keluarga

2.         Lingkungan Sekolah
Hurlock (1986: 322) mengemukakan bahwa sekolah merupakan faktor penentu bagi perkembangan kepribadian anak, baik dalam cara berpiki, bersikap, maupun berperilaku. Sekolah berperan sebagai substitusi keluarga, dan guru sebagai substitusi orang tua.

3.         Kelompok Teman Sebaya (Peer Group)
Kelompok teman sebaya sebagai lingkungan sosial bagi anak mempunyai peranan yang cukup penting bagi perkembangan dirinya. Melalui kelompok sebaya, anak dapat memenuhi kebutuhannya untuk belajar berinteraksi sosial, belajar menyatakan pendapat dan perasaan, belajar merespons atau menerima pendapat dan perasaan orang lain, belajar tentang norma-norma kelompok, dan memperoleh pengakuan dan penerimaan sosial.

4.         Media Massa
Salah satu media massa yang dewasa ini sangat menarik perhatian warga masyarakat, khususnya anak-anak adalah televisi. Televisi. Televisi sebagai media massa elektronik  mempunyai missi untuk memberikan informasi, pendidikan, dan hiburan kepada para pemirsanya.

c)        Kecerdasan
Arthur Jensen (1969) mengemukakan pendapatnya bahwa kecerdasan itu diwariskan (keturunan). Ia mengemukakan bahwa lingkungan dan budaya hanya mempunyai peranan minimal dalam kecerdasan. Dia telah melakukan beberapa penelitian tentang kecerdasan, diantaranya ada yang membandingkan tentang anak kembar yang berasal dari satu telur (identical twins) dan dari dua telur (fraternal twins). Identical twins memiliki genetik yang identik, karena itu kecerdasan seharusnya sama. Fraternal twins pada anak sekandung genetiknya tidak sama karena itu IQ-nya pun tidak sama. Menurut Jense IQ yang diukur dengan tes kecerdasan yang baku merupakan indikator kecerdasan yang baik.

d)       Temperamen
Temperamen adalah gaya perilaku karakteristik individu dalam merespons. Ahli-ahli perkembangan sangat tertarik mengenai temperamen bayi. Sebagian bayi sangat aktif menggerak-gerakkan tangan, kaki dan mulutnya dengan keras, sebagian lagi lebih tenang, sebagian anak menjelajahi lingkungannya dengan giat pada waktu yang lama dan sebagainya lagi tidak demikian.
Menurut Thomas & Chess (1991) ada tiga tipe dasar temperamen yaitu mudah, sulit dan lambat untuk dikembangkan.
1)      Anak yang mudah umumnya mempunyai suasana hati yang positif dan dapat dengan cepat membentuk kebiasaan yang teratur, serta dengan mudah pula menyesuaikan diri dengan pengalaman baru
2)      Anak yang sulit cenderung untuk bereaksi secara negatif serta sering menangis dan lambat untuk menerima pengalaman-pengalaman baru.
3)      Anak yang lambat untuk dibangkit mempunyai tngkat kegiatan yang rendah, kadang-kadang negatif dan penyesuaian diri yang rendah dengan lingkungan atau pengalaman baru


D.      Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Intelegensi Peserta Didik

1)        Pembawaan : pembawaan ditentukan oleh sifat-sifat dan ciri-ciri yang dibawa sejak lahir. “batas kesanggupan kita”, yakni dapat tidaknya memecahkan suatu soal, pertama-tama ditentukan oleh pembawaan kita.dan perbedaan individu itu masi tetap ada.
2)        Kematangan : tiap organ dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan. tiap organ (fisik maupun psikis) dapat dikatakan telah matang jika ia Telah mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya masing-masing. Dan arus disadari bahwa kematangan kematangan berhubungan erat dengan umur. 
3)        Pembentukan : pembetukan adalah segala keadaan di luar diri seseorang yang mempengaruhi perkembangan intelegensi. Dapat kita bedakan pembentukan sengaja (seperti yang dilakukan di sekolah-sekolah) dan pembentukan tidak sengaja (pengaruh alam sekitar).
4)        Minat dan pembawaan yang khas : minat mengerahkan perbuatan kepada suatu tujua dan merupakan dorongan bagi perbuatan itu. Dalam arti manusia terdapat dorongan-dorongan (motif-motif) yang mendorong manusia untuk berinteraksi dengan dunia luar. Motif menggunakan dan menyelidiki dunia luar. Dari manipulasi dan eksplorasi yang dilakukan terhadapdunia luar itu, lama kelamaan timbullah minat terhadap sesuatu.
5)        Kebebasan : kebebasan berarti bahwa manusia itu dapat memilih metode-metode yang tertentu dalam memecahkan masalah-masalah. Manusia mempunyai kebebasan memilih masalah sesuai dengan kebutuhanya. Dengan adany kebebasan ini berarti bahwa minat itu tidak selamaya menjadi syarat dalam perbuatan intelegensi. 


E.       Strategi Pembelajaran Multiple Intelligences (MI)
Strategi pembelajaran MI pada hakikatnya adalah upaya mengoptimalkan kecerdasan majemuk yang dimiliki oleh setiap individu (siswa) untuk mencapai kompetensi tertentu yang dituntut oleh sebuah kurikulum.
Amstrong (2002) seorang pakar di bidang Multiple Intelligences mengatakan, bahwa dengan teori kecerdasan majemuk memungkinkan guru mengembangkan strategi pembelajaran inovatif yang relatif baru dalam dunia pendidikan. Meskipun demikian, ia menambahkan, bahwa tidak ada rangkaian strategi pembelajaran yang bekerja secara efektif untuk semua siswa. Setiap siswa memiliki kecenderungan tertentu pada kedelapan kecerdasan yang ada. Oleh karena itu suatu strategi mungkin akan efektif pada sekelompok siswa, tetapi akan gagal bila diterapkan pada kelompok lain. Dengan dasar ini sudah seharusnya guru memperhatikan jenis kecerdasan yang menonjol pada masing-masing siswa agar dapat menentukan strategi pembelajaran yang tepat untuk mengoptimalkan potensi yang ada diri siswa. Meskipun demikian tidak tertutup kemungkinan bahawa setiap strategi yang ada pada masing-masing kecerdasan dapat diimplemtasikan untuk semua mata pelajaran yang ada dalam kurikulum. Misalnya strategi pembelajaran Matematis-Logis dapat diimplematasikan bukan saja dalam mata pelajaran Matematika, tetapi juga dapat diimplementasikan dalam mata pelajaran lainnya seperti Bahasa, Fisika, atau mata pelajaran yang menuntut unsur logika di dalamnya.
Satu hal yang harus diingat adalah bahwa teori MI bukan saja merupakan konsep kecerdasan yang ada pada diri masing-masing individu, tetapi juga merupakan strategi pembelajaran yang ampuh untuk menjadikan siswa keluar sebagai juara pada jenis kecerdasan tertentu. Gardner (2003) mengatakan, sebab pada dasarnya setiap individu memiliki satu atau lebih kecerdasan yang menonjol dari delapan kecerdasan yang ada. Bukankah Einstein yang dikatakan cerdas juga mempunyai kelemahan pada jenis kecerdasan lainnya? Einstein adalah orang  yang sangat cerdas pada dua jenis kecerdasan yaitu Matematis-Logis dan Spasial. Sementara untuk jenis kecerdasan yang lain, ia tidak terlalu menonjol.
Strategi pembelajaran MI pada praktiknya adalah memacu kecerdasan yang menonjol pada diri siswa seoptimal mungkin, dan berupaya mempertahankan kecerdasan lainnya pada standar minimal yang ditentukan oleh lembaga atau sekolah. Dengan demikian penggunaan strategi pembelajaran MI tetap berada pada posisi yang selalu menguntungkan bagi siswa yang menggunakannya. Satu hal yang pasti, siswa akan keluar sebagai individu yang memiliki jati diri, yang potensial pada salah satu atau lebih dari delapan jenis kecerdasan yang dimilikinya.
























BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan
kecerdasaan adalah kemampuan yang dimiliki setiap orang. Kecerdasan yang dimilik satu orang dengan orang yang lain tidaklah sama karena kecerdasan itu banyak sekali jenisnya. Keanekaragaman dari kemampuan atau kecerdasaan seseorang disebut dengan kecerdasan majemuk (multiple intelegensi).
Menurut Howard Gardener dalam setiap diri manusia ada 8 macam kecerdasan, yaitu kecerdasan linguistik, kecerdasan logik matematik, kecerdasan visual dan spasial, kecerdasan musik, kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal, kecerdasan kinestetik, kecerdasan naturalis.
Faktor-faktor yang memengaruhi perkembangan adalah Faktor Genetika (Hereditas), Faktor Lingkungan, Kecerdasan, Temperamen.
















DAFTAR PUSTAKA

Sumantri, M dan Syaodih, N. 2009. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Universitas Terbuka.
Supriadi, Oding. 2010. Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta : PT. Kurnia Kalam
                Semesta
Yusuf L.N., S dan Sugandhi. 2012. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar