Senin, 29 Desember 2014

Perekonomian Jepang

Perekonomian Jepang
Sejak periode Meiji (1868-1912), Jepang mulai menganut ekonomi pasar bebas dan mengadopsi kapitalisme model Inggris dan Amerika Serikat. Sistem pendidikan Barat diterapkan di Jepang, dan ribuan orang Jepang dikirim ke Amerika Serikat dan Eropa untuk belajar. Lebih dari 3.000 orang Eropa dan Amerika didatangkan sebagai tenaga pengajar di Jepang. Pada awal periode Meiji, pemerintah membangun jalan kereta api, jalan raya, dan memulai reformasi kepemilikan tanah. Pemerintah membangun pabrik dan galangan kapal untuk dijual kepada swasta dengan harga murah. Sebagian dari perusahaan yang didirikan pada periode Meiji berkembang menjadi zaibatsu, dan beberapa di antaranya masih beroperasi hingga kini.
Pertumbuhan ekonomi riil dari tahun 1960-an hingga 1980-an sering disebut “keajaiban ekonomi Jepang”, yakni rata-rata 10% pada tahun 1960-an, 5% pada tahun 1970-an, dan 4% pada tahun 1980-an. Dekade 1980-an merupakan masa keemasan ekspor otomotif dan barang elektronik ke Eropa dan Amerika Serikat sehingga terjadi surplus neraca perdagangan yang mengakibatkan konflik perdagangan. Setelah ditandatanganinya Perjanjian Plaza 1985, dolar AS mengalami depresiasi terhadap yen. Pada Februari 1987, tingkat diskonto resmi diturunkan hingga 2,5% agar produk manufaktur Jepang bisa kembali kompetitif setelah terjadi kemerosotan volume ekspor akibat menguatnya yen. Akibatnya, terjadi surplus likuiditas dan penciptaan uang dalam jumlah besar. Spekulasi menyebabkan harga saham dan realestat terus meningkat, dan berakibat pada penggelembungan harga aset. Harga tanah terutama menjadi sangat tinggi akibat adanya “mitos tanah” bahwa harga tanah tidak akan jatuh. Ekonomi gelembung Jepang jatuh pada awal tahun 1990-an akibat kebijakan uang ketat yang dikeluarkan Bank of Japan pada 1989, dan kenaikan tingkat diskonto resmi menjadi 6%. Pada 1990, pemerintah mengeluarkan sistem baru pajak penguasaan tanah dan bank diminta untuk membatasi pendanaan aset properti. Indeks rata-rata Nikkei dan harga tanah jatuh pada Desember 1989 dan musim gugur 1990. Pertumbuhan ekonomi mengalami stagnasi pada 1990-an, dengan angka rata-rata pertumbuhan ekonomi riil hanya 1,7% sebagai akibat penanaman modal yang tidak efisien dan penggelembungan harga aset pada 1980-an. Institusi keuangan menanggung kredit bermasalah karena telah mengeluarkan pinjaman uang dengan jaminan tanah atau saham. Usaha pemerintah mengembalikan pertumbuhan ekonomi hanya sedikit yang berhasil dan selanjutnya terhambat oleh kelesuan ekonomi global pada tahun 2000.
Jepang adalah perekonomian terbesar nomor dua di dunia setelah Amerika Serikat, dengan PDB nominal sekitar AS$4,5 triliun , dan perekonomian terbesar ke-3 di dunia setelah AS dan Republik Rakyat Cina dalam keseimbangan kemampuan berbelanja. Industri utama Jepang adalah sektor perbankan, asuransi, realestat, bisnis eceran, transportasi, telekomunikasi, dan konstruksi. Jepang memiliki industri berteknologi tinggi di bidang otomotif, elektronik, perkakas mesin, baja dan logam nonbesi, industri kapal, industri kimia, tekstil, dan pengolahan makanan. Sebesar tiga perempat dari produk domestik bruto Jepang berasal dari sektor jasa.
Kriteria Hasil yang Dicapai
Kerjasama pemerintah-industri, etika kerja yang kuat, penguasaan teknologi tinggi, dan relatif kecil alokasi pertahanan (1% dari PDB) Jepang membantu muka dengan kecepatan luar biasa ke peringkat kedua yang paling technologically ekonomi kuat di dunia setelah Amerika Serikat dan perekonomian terbesar ketiga di dunia setelah Amerika Serikat dan Cina, diukur pada paritas daya beli (PPP) dasar. Salah satu karakteristik penting dari ekonomi telah bagaimana produsen, pemasok, distributor dan telah bekerja bersama-sama dalam merajut kelompok disebut keiretsu. Kedua fitur dasar telah menjadi jaminan untuk masa kerja yang besar dari angkatan kerja di perkotaan. Kedua fitur tersebut telah eroded. Jepang dari sektor industri yang sangat bergantung pada impor bahan baku dan bahan bakar. Kecil di sektor pertanian sangat disubsidi dan dilindungi, dengan hasil panen di antara yang tertinggi di duniaBiasanya dalam diri cukup beras, Jepang harus mengimpor sekitar 55% dari makanan pada jumlah kadar kalori dasar. Jepang mempertahankan salah satu terbesar di dunia dan memancing fleets menyumbang hampir 15% dari global menangkap. Selama tiga dekade, pertumbuhan ekonomi secara nyata telah spektakuler – yang rata-rata 10% di tahun 1960, yang rata-rata 5% di tahun 1970-an, dan rata-rata 4% di tahun 1980-an. Pertumbuhan diperlambat dgn nyata pada tahun 1990-an, rata-rata hanya 1,7%, karena sebagian besar dari efek setelah overinvestment dan gelembung harga aset selama akhir tahun 1980 yang memerlukan waktu yang larut untuk perusahaan untuk mengurangi kelebihan hutang, modal, dan tenaga kerja. Dari 2000 ke 2001, upaya-upaya pemerintah untuk menghidupkan kembali pertumbuhan ekonomi membuktikan hidup singkat dan terhambat oleh perlambatan di AS, Eropa, Asia dan ekonomi. Dalam 2002-07, meningkatkan pertumbuhan dan ketakutan yang tak datang-datang deflasi harga dan kegiatan ekonomi dikurangi, memimpin bank sentral untuk menaikkan suku bunga ke 0,25% pada bulan Juli 2006, atas dari dekat 0% menilai dari enam tahun sebelumnya, dan untuk 0,50% pada Februari 2007. Selain itu, 10 tahun privatisasi Pos Jepang, yang tidak hanya berfungsi sebagai pos nasional sistem penyampaian tetapi juga, melalui fasilitas perbankan dan asuransi terbesar di Jepang sebagai lembaga keuangan, telah selesai pada bulan Oktober 2007, menandai tonggak utama dalam proses reformasi strukturalNamun demikian, pemerintah Jepang sangat besar dari utang yang total 182% dari PDB, dan aging penduduk adalah dua besar dalam jangka panjang masalah. Beberapa kekhawatiran bahwa meningkatnya pajak dapat membahayakan pemulihan ekonomi saat ini. Perdebatan terus juga pada peran dan efek reformasi dalam restrukturisasi ekonomi, khususnya sehubungan dengan peningkatan pendapatan disparitas.
Dalam fiskal 2008 paritas daya beli GDP Jepang adalah $ 4,487 triliun sesuai dengan data ekonomi Jepang. Data ekonomi Jepang menunjukkan bahwa pada periode yang sama PDB resmi mengenai nilai tukar adalah $ 4,844 triliun.
Real growth rate dari PDB Jepang, dari segi ekonomi data dari Jepang, adalah 0,7 persen. PDB per kapita menurut paritas daya beli adalah $ 35.300. Menurut data resmi ekonomi di Jepang 1,4 persen dari PDB berasal dari sektor pertanian dan 26,4 persen berasal dari sektor industri. Data ekonomi di Jepang menunjukkan bahwa 72,1 persen dari PDB Jepang telah disediakan oleh sektor jasa.
Pada 2008 data ekonomi Jepang 66,15 juta orang yang ditemukan bekerja di berbagai sektor ekonomi Jepang. Dalam periode yang sama tingkat pengangguran di Jepang adalah 4,2 persen.
Jepang ekonomi data untuk fiskal 2008 menyatakan bahwa investasi yang dilakukan di negara ini menyumbang 22,5 persen dari PDB Jepang. Sesuai dengan anggaran 2008 untuk pendapatan dari Jepang sebesar $ 1,672 triliun dan pengeluaran adalah $ 1,823 triliun.
Hutang publik di Jepang sesuai data ekonomi Jepang sebesar 170,4 persen dari PDB. Tingkat inflasi pada waktu itu adalah 1,8 persen dan angka ini termasuk harga konsumen juga.
Menurut data ekonomi Jepang utama dari produk pertanian Jepang adalah beras, unggas, gula beets, produk susu, sayuran, telur, buah-buahan, ikan dan daging babi. Produk yang utama adalah industri kendaraan bermotor, kapal, peralatan elektronik, kimia, mesin alat-alat, tekstil, baja dan nonferrous logam dan memproses makanan.
Sesuai informasi dari data ekonomi Jepang saat saldo account dari Jepang adalah $ 187,8 miliar. Dalam 2008 agregat nilai semua barang dan jasa yang diekspor dari Jepang adalah $ 776,8 miliar. Utama ekspor barang-barang dari Jepang adalah alat transportasi, mesin listrik, kendaraan bermotor, bahan kimia dan Semikonduktor.
Data ekonomi Jepang juga melaporkan bahwa di tahun fiskal 2008 total nilai semua barang dan jasa impor di Jepang adalah $ 696,2 miliar. It terutama impor barang dan jasa seperti mesin dan peralatan, bahan kimia, bahan bakar, tekstil, makanan dan bahan baku. Investasi asing di tahun 2008 sebesar $ 139,7 miliar dibuat di Jepang dan menginvestasikan $ 597 miliar di negara-negara lain. Dalam fiskal 2008 adalah $ 1 sebesar 103,58 yen.
Jepang adalah bangsa yang memiliki salah satu PDB per kapita tertinggi, hampir $ 34,0, menurut Dana Moneter Internasional.
Pada tahun 2007, negara menyumbang 6,6% dari produk bruto dunia. Jepang merupakan perekonomian terbesar ketiga di dunia ($ 4,3 triliun) setelah Amerika Serikat dan Cina diukur pada paritas daya beli dasar. Jepang telah mendaftar positif pertumbuhan ekonomi walaupun tekanan krisis ekonomi global. Tetapi seperti apapun negara-negara lain, Jepang telah terlalu signifikan terpengaruh oleh krisis keuangan saat ini. Prediksi untuk pertumbuhan Jepang berada di samping yang lebih rendah, dengan mempertimbangkan kemampuan untuk bertakwa Adverse dampak krisis ekonomi global. Ulasan ekonomi Jepang menyajikan gambar yang lebih baik bangsa ini dari kondisi ekonomi.
Jepang dari pertumbuhan PDB tinjauan
Organisasi untuk Co-operasi Ekonomi dan Pembangunan, popularly dikenal sebagai OECD, ramalan yang sebelumnya telah persentase pertumbuhan 1,6 persen untuk ekonomi Jepang pada 2008. Prediksi ini dilakukan pada bulan April 2008. Hal ini hampir sesuai dengan pertumbuhan produk domestik bruto dari 1,5 persen prediksi yang dibuat oleh International Monetary Fund untuk 2008-09. Faktor inducing menurunkan tingkat pertumbuhan domestik bruto menilai mungkin termasuk lemah investasi bisnis sebagai konsumsi swasta juga rendah.
Pada 2008, GDP Jepang yang bernilai sekitar $ 4438.698 miliar. Itu adalah peningkatan sebesar lebih dari 3,4 persen lebih dari angka tahun sebelumnya. Pada tahun 2007, produk domestik bruto Jepang adalah sekitar $ 4289.809 miliar.
Bagaimana Jepang menanggulangi kemunduran ekonomi global?
Jepang telah cukup baik dalam coping dengan ekonomi global meltdown, namun masih banyak yang perlu dilakukan dalam rangka untuk counter ini berkembang bahaya. Sebagai contoh, pemerintah Jepang akan mencoba untuk merumuskan dan menerapkan kebijakan yang akan membantu dalam mengurangi hutang publik, yang telah berkembang ke ukuran besar. Ini juga dapat bekerja terhadap spendings terkait dengan kebutuhan dan persyaratan dari orang-orang berusia di Jepang.
Kelemahan pada bidang ekonomi Jepang
Deflasi telah menjadi perhatian utama daerah untuk pemerintah Jepang. Apa yang telah diusulkan untuk memperkenalkan moneter adalah langkah-langkah yang akan membantu dalam countering deflationary tekanan di Jepang. Ketidakmerataan pendapatan lain adalah masalah besar ekonomi Jepang yang telah menderita. Dalam kaitan ini, memperkenalkan reformasi pajak dapat bantuan. Nomor reformasi juga diperlukan untuk meningkatkan pendapatan nasional dari pemerintah Jepang.












BAB I
PENDAHULUAN

1.1              Latar Belakang ekonomi MALAISE
Awal tahun 1930 ditandai dengan mulai terkenanya depresi ekonomi yang melanda dunia. Depresi ekonomi atau malaise yang terjadi pada awal tahun 1930-an merupakan akibat dari eksploitatifnya investor dalam memacu pertumbuhan ekonomi setelah berakhirnya Perang Dunia I  dan kejatuhan Wall Street pada bulan Oktober 1929 (A.A. Abdurrahman, 1982: 329). Gejala krisis ekonomi yang melanda hampir semua negara di dunia sudah mulai tampak pada tahun 1920-an, yaitu berupa kelebihan produksi, akan tetapi pengaruh Perang Dunia pertama ternyata masih kuat menyelimuti sebagian negara, sehingga gejala-gejala tersebut tidak banyak terespon.
Proses kelebihan produksi tersebut memuncak pada tahun 1929, dimana perekeonomian Eropa dan Amerika Serikat mengalami depresi hebat. Inilah yang menyebabkan lembaga-lembaga perekonomian ambruk, bank-bank tutup, dan pabrik serta perusahaan perkebunan bangkrut dan kemudian berkembang kearah timbulnya depresi besar yang melanda dunia,  akibatnya kondisi ekonomi yang kacau pada tahun 1920-an terulang kembali pada tahun 1930-an. Depresi ekonomi lebih terasa di negera-negarajajahan, bagi wilayah-wilayah negeri jajahan seperti Indonesia pengaruh krisis ekonomi dan politik jauh lebih buruk karena Indonesia berfungsi sebagai pensuplai bahan mentah untuk industri. Di Indonesia selama sepuluh tahun pabrik dan perusahaan perkebunan mengurangi aktivitasnya, pengangguran besar-besaran dan terlebih lagi diperparah dengan tekanan dari pemerintah kolonial Belanda (Suhartono, 1994: 85).
Akibat masuknya modal asing yang masuk ke Indonesia permasalahan kemiskinan, kemelaratan dan masalah kesenjangan sosial tidak pernah dapat terselesaikan. Kondisi yang buruk dari masyarakat pribumi menggugah beberapa pemimpin Indonesia tergerak hatinya untuk menggugat pemerintah Belanda. Bangkitnya kesadaran dari kalangan pribumi yang terjajah ditandai dengan lahirnya organisasi-organisasi kebangsaan (Robert Van Niel, 1986: 61). Lahirnya pergerakan kebangsaan ternyata juga berpengaruh kepada arah kebijakan politik kolonial. Perubahan arah tersebut terjadi karena pergerakan kebangsaan sebagai kekuatan yang sadar akan nilai dan kekuatan sendiri serta mempunyai cita-cita untuk hidup yang bebas telah melebarkan pengaruhnya bagi kaum pribumi.
Namun karena terjadinya malaise yang melanda negara-negara industri dan nonindustri pada tahun 1929 menyebabkan Indonesia juga terpengaruh oleh depresi ini baik kehidupan ekonomi rakyat maupun kehidupan politik. Penderitaan dan kemiskinan rakyat meluas sampai jauh dibawah batas subsitensi sehingga dipandang tidak manusiawi lagi, sedangkan para pemimpin pergerakan dijauhkan dari pendukungnya. Mereka dikenakan larangan bicara, dibuang keluar Jawa, atau kepengasingan yang sulit mempin kembali massanya (Suhartono, 1994: 85).
Dari latar belakang tersebut, penulis akan lebih memfokuskan penulisan makalah ini ke dalam pembahasan Indonesia pada masa krisis ekonomi dan politik di Eropa Dengan mengungkap secara khusus gerakan yang dilakukan organisasi-organisasi kebangsaan akibat depresi ekonomi dan politik di Eropa yang terjadi tahun 1930-an maka dapat diketahui kontribusi organisasi-organisasi kebangsaan dalam pergerakan nasional secara lebih jelas.
Seperti yang dikatakan Daniel Dhakidai bahwa meninjau sejarah sebagai dialog ulang adalah usaha menarik karena dalam setiap usaha penulisan ulang  tersebut  tercatat pula perkembangaan  baru yang tidak terlihat (Prisma, 1981: 2). Oleh karena itu fokus utama kajian penulisan makalah ini adalah mengungkap peristiwa-peristiwa seputar kebijakan-kebijakan represif yang dikenakan terhadap gerakan nasionalis terutama dalam pengaruh krisis ekonomi dan politik yang melanda dunia dalam pergerakan nasional di Indonesia.



Krisis ekonomi malaise/krisis ekonomi sedunia tahun 1929   
1. Keadaan umum di berbagai negara dunia masa pasca Perang Dunia I       
 1.1. Keadaan di Amerika Serikat :
a)    Menjadi produsen alat-alat senjata.
b)    Melayani kebutuhan sehari-hari,negara-negara di Pasifik,Asia dan Australia
1.2. Keadaan di negara-negara Asia,Afrika dan Australia :
a)    Mengusahakan sendiri industri dalam negeri,seperti besi baja Tata di     India
b)    Berpaling kepada barang-barang produksi Jepang dan AmerikaSerikat.
c)     Produksi dari Asia-Afrika ini banyak yang tertimbun di gudang dan rusak.         
1.3. Keadaan di Inggris:
a)    Industri ekspor-impor terhenti.
b)    Usaha Perkapalan dan Bank banyak yang mengalami kerugian.         
1.4. Keadaan di Rusia :
a)    Usaha pertanian menjadi terbengkalai,karena segenap warga negara harus berangkat ke medan perang.
b)    Menderita kekuarangan bahan makanan,diikuti bencana kelaparan,terutama di daerah pedesaan.
1.5. Keadaan di Jepang :
a)    Mendapat kesempatan mengisi dan menggantikan peranan Eropa di kawasan Asia dan Pasifik.
b)    Dalam perang dengan Cina Jepang berhasil menang dan merebut pasaran di Asia dan Pasifik.
1.6. Keadaan di Jerman :
a)    Akibat perjanjian Versailles,Jerman kehilangan daerah-daerah pusat industrinya.
b)    Kehilangan seluruh armada niagadan daerah-daerah koloninya.
c)    Harus membayar pampasan perang sebesar 132 milyad franch.
d)    Terjadi inflasie)    Terjadinya peristiwa “Bierhalle putsch”,yaitu usaha Hitler mencoba melakukan perebutan kekuasaan /putsch di suatu Restoran Bier di kota Munchen,Jerman.   2. Timbul dan berkembangnya  Politik Ekonomi Nasional yang sempit     
Akibat kesulitan-kesulitan besar danpenderitaan ekonomi yang luar       biasa, maka sesudah perang dunia I timbul bentuk-benyuk fanatisme dalam       ekonomi nasional,seperti :          
 2.1. Diktatur komunis di Rusiaa)    Partai Bolsyewik (komunis) sejak bulan Oktober 1917 berhasil merebut kekuasaan di Rusia dan mendirikan negara komunis dengan nama “Uni Sovyet Sosialis Republik (URRS)” yang dipimpin oleh presiden LENIN (1917-1924) dan STALIN (1924-1953).
b)    Sejak tahun 1919 dilaksanakan sistem ekonomi komunis,dimana semua kegiatan ekonomi dan cabang-cabang produksi dikuasai oleh negara.
c)    Sistem feodal dan tuan tanah diberantas.
d)    Negara dikauasai oleh partai komunis dengan pemerintahan “Dikatator Proletariat”
e)    Usaha swasta nasional dan swasta asing dihapus.
f)    Hak milik pribadi dihapus.      
2.2. Facis-Mussolini di Italia. 
a)    Pada tahun 1919, Benito Mussolini,berhasil mendirikan Partai Fasis,yang bercita-cita mewujudkan Italia la Prima/ Pax Romana seperti zaman dahulu.
b)    Di seluruh negeri dibentuk satuan-satuan organisasi ekonomi yang sejenis dan dikuasai oleh partai facis.
c)    Seluruh kegiatan dan usaha ekonomi dikuasai sepenuhnya oleh negara,dengan tujuan agar Italia mampu memenuhi kebutuhannya dari hasil negeri sendiri.      
2.3. Politik Ekonomi Etatisme di Republik Turkia)    Pada tahun 1923,Gerakan Turki Muda dibawah pimpinan Kemal Pasya berhasil emnghapuskan Kesultanan Turki Usmani dan diubah menjadi Republik Turki yang moderen.
b)    Dijalankan politik ekonomi etatisme yaitu semua usaha perekonomian dikuasai oleh negara,dengan tujuan mencapai kesejahteraan dan pembaharuan bagi seluruh rakyat Turki3. Sebab-sebab timbulnya krisis ekonomi Malaise :
a)    Kemiskinan karena tenaga produktif menjadi tentara perang,tanah pertanian terbengkalai,barang modal hancur dan produksi terhenti akibat perang.
b)    Produksi berlebih,sehingga tidak tertampung lagi oleh daerah pemasaran. Pabrik-pabrik penuh sesak dengan persediaan barang.Menurunnya daya beli masyarakat,karena banyak pengangguran.
c)    Terhambatnya pemberian kredit      Laju inflasi yang sangat cepat,sehingga menimbulkan kegoncangan kepercayaan umum yang kemudian menarik deposito mereka. Perusahaan perbankan banyak yang menarik pinjamannya dan tidak bersedia memberikan kredit baru. d)    Kekacauan pembayaranPenawaran yang terlalu besar dibandingkan dengan permintaan mengakibatkan turunnya harga. Selain itu perubahan nilai uang Austria,Jerma dan Perancis juga menimbulkan kekacauan dalam pembayaran.
 Akibat Krisis ekonomi Malaise tahun 1929 :  
a). 300 Bank di Amerika mengalami kebangkrutan,setelah terjadi Black Thursday         pada tanggal 24 Oktober 1929,setelah kurs dolar mulai turun dengan         mendadak  
b). Jumlah penganguran bertambah.  
c). Krisis pertanian,diikuti krisis industri dan krisis moneter.  
d). Hutang didalam dan luar negeri bunganya sangat besar.  
e). Pembatasan-pembatasan perdagangan dan politik ekonomi yang fanatik        menghambat pemulihan ekonomi dari kehancuran perang.
Usaha-usaha mengatasi Krisis Ekonomi Malaisea   
Presiden AS,F.D. Roosevelt pada tahun 1933, mencanangkan program ekonomi “New Deal”,yang berisi :
Ketentuan bahwa Pemerintah turut mengawasi dan mengendalikan kekacauan ekonomi.
Dikeluarkannya Undang-undang NIRA (National Industrial Recovery Act), yang menetapkan harus ada pembatasan harga,produksi,peraturan upah minimum dan pembatasan jam kerja bagi buruh.
Program AAA (AgricultureAdjusment Act),yang menetapkan bahwa petani-petani yang mendapatkan kredit dari pemerintah harus mengambil tenaga-tenaga kerja baru,untuk mengurangi pengangguran.
Membentuk proyek-proyek raksasa seperti TVA (Tennesssee Valley Authority) yaitu bendungan pembangkit tenaga listrik,yang menampung berpuluh juta orang tenaga pengangguran.

Harga barang didalam negeri dinaikkan untuk menjamin agar para pengusaha tidak menutup perusahaan mereka,dan terus menampung tenaga kerja. 

Latar Belakangan Sejarah Vanuatu

Latar Belakangan Sejarah Vanuatu
            Rangkaian pulau di Vanuatu pertama kaliditemukan oleh para pelaut dan penjelajah Spanyol tahun 1568. Mendana telah menemukan kepulauan Solomon, 30 tahun kemudian ia kembali melewatinya lagi dan mendarat di Santa Crus, dimana ia kemudian meninggal disana. Kemudian Perwira utamanya berlayar menuju Big Bay di Santo, dan menyimpulkan telah menemukan Benua Australia yang telah lama dicari dan oleh Quieros, kepulauan ini disebut “Tierra Australia des Espiritu Santo”
            Lebih dari satu setengah abad kemudian th. 1768, de Bougainville menemukan pulau-pulau Aurora, Pentecost, Aoba dan Malo. Lalu melayani selatan Espirito Santo dan uatar Malekula, dengan kapalnya La Bordesse, kemudian pulau yang ditemukannya dinamakan “New Cyclodes” dengan memasukkan dalam peta dunia. Kep Vanuatu menjadi terkenal sehingga pelaut terkenal mengunjunginya seperti Kapten William Bligt yang juga ke Kep. Banks th. 1789.
            Tahun1828, kayu cendana ditemukan didaerah Erromango, sehingga para pedagang cendana berdatangan dan setelah agak langka membangun pemukiman di pantainya dengan mengusahakan perkebunan kelapa, memproduksi kopra dan santan di ekspor ke Eropa.
            Sekitar 1840, perkebunan di Quensland dan Fiji mengalami kekurangan tenaga buruh kemudian mengkapi penduduk Vanuatu, dijadikan blackbird, selanjutnya para pekebun inggris menetap di Efate, Epi dan Ambrym.
            Dengan alasan melindungi hak milik dari warga negara Inggris dan Prancis tgl. 6 November 1887, di bentuk Komisi Gabungan Angkatan Laut yang meiluputi seluruh kep. Vanuatu. Kemudian 1906 dibentuk suatu pemerintahan gabungan, Prancis diwakili oleh seorang komisaris tinggi yang menjabat Gubernur Kaledonea Baru sedangkan Inggris diwakili oleh Komisaris Tinggi di Pasifik Barat. Konvensi itu diformalkan melalui protokol Inggris dan Prancis th. 1914, sejak itu sistem penjajahan Condominium, di Vanuatu.
            Walaupun Inggris dan Prancis membentuk pemerintahan bersama tetapi penduduk keduanya masing-masing terpisah  dan penduduk asli Vanuatu tidak memiliki kewarganegaraan. Ada tiga pokok sistem birokrasi yaitu ; pemerintahan kolonial Prancis, Pemerintah kolonial Inggris dan pemerintahan Gabungan. Pemerintahan Gabungan bertanggung jawab atas bidang ; Pos dan telekomunikasi, pekerjaan umum, pertanian, radio dan meteorologi sedangkan yang lain pemerintahan dikerjakan terpisah. Masing-masing pemerintahan mempunyai anggaran staf dan sekretariat sendiri sedangkan residen Komisioner merupakan ketua bersama dalam Pemerintahan.
            Kehadiran dua pemerintahan berdampak terhadap masyarakat, karena Inggris mempertahankan sistem kepemimpinan tradisional sebagai bagian dari usaha mempertahankan basis kekuasaan kolonial, dengan penekanan pada pelestarian kebudayaan setempat. Hal ini berbeda dengan Prancis yang secara sistematik berusaha mengubah kebudayaan setempat mengganti dengan kebudayaan Prancis, sehingga masyarakat Vanuatu ada dalam dua kelompok yaitu ; Black-Englishmen dan Black-Frechmen, dengan sistem hukum, pendidikan, budaya dan bahasanya.
            Dalam perkembangan selanjutnya dibuat perjanjian bersama Inggris dan Prancis di London th. 1957, yang intinya membuat pemisahan Dewan Penasehat, Dewan Nasional, dan Dewan Ketua Adat secara sendiri-sendiri.
            Sekitar thn. 1970an, semangat nasionalisme mulai tumbuh akibat buruknya sistem pemerintahan serta penguasaan tanah oleh orang Eropa dengan dilindungi undang-undang masing negara. Kemudian didirikan asosiasi kebudayaan Vanuatu, yang menjelma menjadi partai; New Hebrides National Party (NHNP), Agustus 1971.
            Melalui partai ini rakyat menuntut ikut dalam lembaga politik, sehingga tahun 1974 dibentuk Dewan Perwakilan Rakyat dengan setahun kemudian diadakan Pemilu.
            Desakan untuk memperoleh kemerdekaan membuat pemerintah Condominium menjanjikan dengan memberikan Mentri dari kelompok Moderat, dari partai Vanua’aku dari kelompok berbahasa Inggris dan Prancis. Kemudian dibentuk komisi perancang konstitusi dengan bantuan ahli hukum Inggris dan Prancis.
            Pada 11 Januari 1978 diproklamasikan pemerintahan sendiri dan Parlemen memilih George Kalsaku mantan pejabat senior pada pemerintahan Inggris, menjadi ketua Mentri dengan membentuk pemerintahan tujuh mentri. Partai Vanua’aku menolak dan menyatakan berdirinya sebuah Pemerintahan Rakyat Provinsi akhirnya ada negosiasi dengan membentuk pemerintahan Nasional. Parlemen mengajukan mosi kepada George Kalsdakau dan menggantikan dengan Father Gerard Leymang  seorang pastor Katholik Roma sebagai ketua mentri, Desember 1978.

            Pada 14 November 1979, diadakan Pemilu Nasional memilih 39 wakil rakyat, dari itu Partai Vanua’aku memperoleh 26 kursi denagn PM Walter Lini, Ia membentuk sembilan kementrian dan membawa kepada kemerdekaan disebut Republik Vanuatu tgl. 30 Juli 1980.

Makalah Perubahan Sosial Budaya

BAB I
PENDAHULUAN
1.1`      Latar Belakang
            Perubahan dan dinamika merupakan suatu ciri yang sangat hakiki dalam masyarakat dan kebudayaan.  Adalah suatu fakta yang tak terbantahkan, bahwa “perubahan” merupakan suatu penomena yang selalu mewarnai perjalanan sejarah setiap masyarakat dan kebudayaannya. Tidak ada suatu masyarakatpun yang statis dalam arti yang absolut. Masyarakat dan kebudayaan Bali bukanlah suatu perkecualian dalam hali ini. dengan lain perkataan, Bali selalu mengalami perubahan dari masa ke masa, bahkan dari hari ke hari. Perubahan masyarakat dan kebudayaan Bali – sebagaimana juga halnya dengan daerah lain – sangat dipengaruhi  oleh berbagai faktor, baik merupakan faktor internal (dinamika kebudayaan Bali sendiri)  maupun faktor eksternal (pengaruh kebudayaan luar) , baik faktor sosekbud maupun faktor faktor alam fisik dan demografis. Sebagaimana diramalkan oleh Covarrubias, kini terbukti bahwa perkembangan kepariwisataan telah membawa energi dobrak yang sangat dahsyat sehingga menyebabkan perubahan-perubahan yang sangat struktural bagi masyarakat dan kebudayaan Bali.
Masalah perubahan sosial dan budaya memang telah sejak lama menjadi topik yang menggiurkan para ahli sosiologi dan antropologi, dengan berbagai pendekatan dan teori yang dikembangkan. Hampir setiap buku teks pengantar sosiologi dan antropologi akan mengetengahkan topik ini, dengan berbagai aliran mulai dari zamannya August Komte, Emile Durkheim, Levi-Strauss, Malinowski, Radcliff Brown, Max Weber, Talcott Parsons, Pitirim Sorokim, Clifford Geertz, samapai pada Anthony Giddens, Derride, Michel Foucault dan aliran post-modernisme. Dalam hal ini, berdasarkan kajian yang telah ada, pendapat para pakar dapat dikelompokkan atas (1) kelompok pesimistis di satu pihak, dan (2) kelompok optimistis pihak lain. Sebagaimana biasa dari dua kutub yang saling bertentangan, ada juga kelompok yang berdiri diantara keduanya, yaitu (3) kelompok moderat. Kelompok yang pesimistis mengatakan bahwa kebudayaan Bali telah meluntur, telah meleleh, larut dalam budaya Barat, dan manusia Bali telah kehilangan kebaliannya, sementara kelompok yang optimistis mengatakan bahwa kebudayaan Bali tetap lestari,  bahkan mengalami revitalisasi atau renaisanse, karena kebudayaan Bali mempunyai daya lentur yang tinggi, fleksibel dan mampu mengadaptasi keudayaan asing tanpa kehilangan cirinya sendiri. Selanjutnya kelompok moderat mengakui adanya beberapa perubahan struktural dalam masyarakat Bali, tetapi hal-hal yang mendasar sebagai esensi kebudayaan Bali masih tetap kuat tumbuh, berakar dan berkembang subur.
Sesungguhnya kecemasan dan kekhawatiran terhadap posisi dan kelesatrian kebudayaan Bali dan manusia Balinya telah ada sejak beberapa puluh tahun yang lalu. Diantara yang cemas dan khawatir akan kebudayaan Bali yang berubah bukan saja datang dari kalangan masyarakat Bali, tetapi juga-bahkan lebih- datang dari orang-orang barat sebab mereka lebih dahulu mengalaminya. Namun didalam dada manusia Bali dan di dalam perasaan serta hati nurani mereka masih tersedia keyakinan tebal dan pengharapan yang sangat kokoh untuk tetap melestarikan kebudayaan Bali, di samping kebudayaan Bali dibiarkan secara terbuka untuk berubah. Tema-tema continuity and change nampaknya masih kokoh. Biarkan kebudayaan Bali berubah, namun kebudayaan Bali akan tetap lestari.








1.2       Rumusan Masalah
                        Dari Latar Belakang diatas dapat ditarik beberapa rumusan masalah sebagai berikut :
1.      Bagaimana kebudayaan Bali dilihat dari unsur-unsur kebudayaan?
2.      Bagaimana wujud kebudayaan Bali?
3.      Aspek apa yang berubah dalam kebudayaan Bali?
4.      Apa yang menyebabkan berubahnya aspek dalam kebudayaan Bali??
1.3       Tujuan
                        Dari rumusan masalah yang saya dapatkan maka saya dapat menyimpulkan tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Untuk mengetahui kebudayaan Bali dilihat dari unsur-unsur kebudayaannya
2.      Untuk mengetahui wujud kebudayaan Bali
3.      Untuk mengetahui aspek-aspek yang berubah dalam kebudayaan Bali dan
4.      Untuk mengetahui penyebab berubahnya aspek dalam kebudayaan Bali









BAB II
PEMBAHASAN

2.1       Kebudayaan Bali dilihat dari unsur-unsur Kebudayaan
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism. Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat. Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat. Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat. Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.
Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai komponen atau unsur kebudayaan, antara lain sebagai berikut yang pertama pendapat dari  Melville J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok yaitu alat-alat teknologi, sistem ekonomi, keluarga, kekuasaan politik. Selanjutnya pendapat dari Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok yang meliputi sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya, organisasi ekonomi, alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga adalah lembaga pendidikan utama), organisasi kekuatan (politik) dan yang terkhir pendapat dari C. Kluckhohn mengemukakan ada 7 unsur kebudayaan secara universal (universal categories of culture) yaitu bahasa, sistem pengetahuan, sistem tekhnologi dan peralatan, sistem kesenian, sistem mata pencarian hidup, sistem religi, sistem kekerabatan dan organisasi kemasyarakatan.
                        Uraian mengenai tujuh unsur kebudayaan yang bersifat universal dapat dijelaskan sebagai berikut :
1.      Bahasa
Bahasa menurut Ensiklopedi Nasional Indonesia adalah suatu sistem tanda bunyi yang secara sukarela dipergunakan oleh anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi dan mengidentifikasi diri. Adapun menurut ilmu antropologi, bahasa merupakan sistem perlambangan manusia, baik lisan maupun yang tertulis untuk berkomunikasi satu sama lain. Dalam etnografi bahasa merupakan ciri-ciri terpenting yang diucapkan oleh setiap suku bangsa disertai variasi-variasi dari bahsa yang bersangkutan. Bahasa yang berkembang di dunia terdapat bermacam-macam, walaupun terdapat kemiripan dan persamaan kata dalam tiap jenis bahasa tersebut. Di dunia ini terdapat lebih dari 1000 bahasa yang berkembang dan digunakan oleh umat manusia. Sejumlah manusia yang memiiki ciri-ciri ras yang sama, belum tentu memiliki bahasa yang sama. Bahasa-bahasa yang ada di dunia dapat digolongkan kedalam beberapa induk bahasa. Ciri-ciri menonjol dari satu suku bangsa dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa rumpun, subrumpun , keluarga dan sub keluarga. Hal ini dapat dilihat dari fonetik, fonologi, sintaksis dan semantik yang diambil dari bahan ucapan (kosakata) yang dipergunakan sehari-hari masyarakat pendukung ras/suku bangsa tersebut. Bahasa yang digunakan oleh masyarakat bali tentunya beda dengan masyarakat yang ada di tempat lain meskipun ada kemiripan sedikit. Bahasa yang digunakan masyarakat bali adalah bahasa bali, bahasa bali ini dapat dibedakan berdasarkan kepada siapa orang bali berbicara.
2.      Sistem Peralatan Hidup (Teknologi)
Koentjaraningrat mengemukakan bahwa teknologi adalah mengenai cara manusia membuat, memakai dan memelihara seluruh peralatannya, bahkan mengenai cara manusia bertindak dalam keseluruhan hidupnya. Teknologi lahir ketika manusia mencari dan memenuhi kebutuhan sehari-hari, ketika manusia mengorganisasikan masyarakat, serta ketika manusia mengekspresikan rasa keindahan dalam membuat suatu karya seni. Teknologi tradisional pada masyarakat yang berpindah-pindah dan masyarakat desa yang hidup dari pertanian, menurut Kontjaraningrat paling sedikit memiliki delapan macam sistem peralatan. Sistem peralatan hidup dapat juga dilihat di Bali yaitu sebagai berikut:
a.       alat-alat produksi
Alat-alat produksi adalah alat-alat yang digunakan dalam suatu pekerjaan, misalkan alat yang digunakan oleh masyarakat Bali untuk menumbuk padi pada zaman dulu dan sekarang tentulah berbeda.
b.      Senjata
Masyarakat bali pada zaman dahulu tentunya memiliki senjata untuk mempertahankan diri atau membela dirinya pada zaman kerajaan, senjata masyarakat bali biasanya keris ataupun tombak namun seiring dengan perkembangan zaman senjata seperti itu sudah jarang digunakan karena sudah digantikan dengan enjata yang lebih modern misalnya pistol.
c.       wadah
d.      alat untuk menyalakan api
e.       makanan dan minuman
Setiap wilayah yang ada di Indonesia pasti memiliki makanan khasnya daerah tersebut, di Bali makanan yang sangat khas ada di Bali misalnya lawar, serombotan dan masih banyak lagi yang lainnya
f.       bahan pembangkit gairah dan jamu-jamuan
g.      pakain
Seluruh wilayah di Indonesia memiliki pakaian tradisionalnya, begitu juga di bali, pada zaman bali tempo dulu masyarakat bali pada umumnya hanya mengenakan kamen yang digunakan sebagai pakaian. Pakaian adat Bali berbeda antara yang dipakai oleh laki-laki dan perempuan dan pakaian adat Bali  pada saat ini dapat dibedakan menjadi tiga yaitu :
ü  Pakaian adat untuk upacara keagamaan
ü  Pakaian adat untuk upacara pernikahan
ü  Pakaian adat untuk aktivitas sehari-hari
Pemakaian sanggul ke pura oleh remaja putri. Mereka memakai sanggul atau pusung gonjer sedangkan untuk perempuan dewasa (sudah menikah) menggunakan sanggul sedangkan untuk laki-laki Bali selain menggunakan kain sebagai pakaian adat Bali. Mereka juga memakai kampuh gelagan atau dodot yang dipakai hingga menutupi dada.
h.      perhiasan
i.        tempat perlindungan atau rumah
Bali merupakan sebuah tempat yang sangat indah alamnya selain itu juga bali sangat unuk karena rumah adat yang dimilikinya. Ada sejarah, filosofi, makna dan fungsi mendalam dari sebuah rumah adat.  Rumah adat Bali dibangun berdasarkan kosala-kosali. Gambaran umum dari arsitektur rumah bali biasanya banyak dihiasi dengan peralatan, ukiran dan pewarnaan yang khas. Semua detail tersebut memiliki makna yang tersimpan. Selain untuk memepercantik, biasanya tambahan tersebut ditujukan untuk ritual tertentu. Jika dilihat dari dari sisi geografis, ada dua jenis rumah bali yaitu rumah bali yang ada di dataran tinggi dan rumah adat bali yang ada di dataran rendah. Rumah adat bali yang ada di dataran tinggi pada umumnya berukuran kecil dan memiliki ventilasi yang sedikit, beratap rendah, ini dimaksud untuk menjaga suhu agar tetap hangat selain itu juga pekarangan rumah juga sempit karena kontur tanah yang tidak rata dan aktivitas sehari-hari kebanyakan di dalam rumah. Rumah adat bali yang ada di daerah dataran rendah pada umumnya memiliki ciri sebaliknya
j.        alat transportasi.

3.      Sistem Mata Pencaharian
Secara umum para ahli antropologi memusatkan perhatiannya pada sistem mata pencaharian. Hal ini terbatas pada sistem yang bersifat tradisional karena perhatian antropologi adalah pada kebudayaan suatu suku bangsa. Sistem mata pencaharian tersebut diantaranya :
a.       Beternak
b.      Bercocok tanam
c.       Menangkap ikan
d.      Pengrajin
e.       Pedagang
f.       Pegawai
Masyarakat bali pada zaman dulu dalam sistem mata pencahariannya sebagaian besar sebagai petani ini didukung oleh keadaan geografis Bali sangat subur dan sangat cocok ditanam tanaman apa saja karena tanaman tersebut akan mampu tumbuh dengan subur, tidak hanya di daerah persawahan di daerah perkebunan tanaman yang ditanam akan mampu tumbuh subur ini juga di dukung oleh sistem pertanian bali yang sering dikenal dengan sistem subak. Selain menjadi petani masyarakat Bali juga sebagai pengrajin dan menghasilkan barang-barang seni, barang-barang seni ini dapat berupa anyaman, patung, ukiran dan lukisan  yang nantinya dapat dijual kepada para wisatawan asing yang berkunjung ke Bali, tempat yang dinak sebagai pusat seni di Bali pada saat ini adalah di Ubud, karena tempat ini merupakan tempat yang paling banyak menghasilkan seni.
4.      Organisasi Sosial
Kehidupan bermasyarakat diatur dan diorganisasi oleh adat istiadat beserta aturan-aturan mengenai bermacam-macam kesatuan dalam lingkungan hidup dan bergaul. Kesatuan sosial yang paling dekat adalah kekerabatan dan kesatuan-kesatuan diluar kerabat, tetapi masih dalam lingkungan komunitas. Pada masyarakat tradisional, sistem kekerabatan berpengaruh besar dan sangat mengikat diantara mereka. Seiring dengan perkembangan zaman, fungsi kesatuan kekerabatan biasanya mulai berkurang dan agak longgar. Walaupun demikian, masih banyak suku-suku bangsa di dunia yang masih memegangnya, seperti di daerah-daerah yang berkebudayaan agraris misalnya di Bali.  Para ahli antropologi telah banyak meneliti mengenai macam-macam sistem kekerabatan, organisasi masyarakat komunitas desa, serta komunitas kecil dan penggolongan masyarakat atau pelapisan sosial. Menurut L. H. Morgan, macam-macam sistem kekerabatan didunia erat kaitannya dengan sistem istilah kekerabatan. Susunan masyarakat berdasarkan kekerabatan dapat dibedakan menjadi beberapa kelompok, yaitu sebagai berikut :
a.       Garis Keturunan Bapak (Patrilineal)
b.      Garis Keturunan Ibu (Matrilinial)
c.       Garis Parental
d.      Doubleunilateral
e.       Alternered
Dasar-dasar pokok sistem sosial kemasyarakatan orang Bali menurut Geria (2006:63) bertumpu pada empat landasan utama, yaitu kekerabatan, wilayah, agraris dan kepentingan khusus. Ikatan kekerabatan telah membentuk sistem kekerabatan dan kelompok-kelompok kekerabatan. Sistem kekerabatan masyarakat Bali umumnya berlandaskan prinsip Patrilineal. Kelompok-kelompok kekerabatan merentang dari unit kecil, yaitu keluarga inti, meluas keunit menengah keluarga luas, sampai dengan klan patrilineal. Ikatan kesatuan wilayah terwujud dalam bentuk komunitas desa adat dengan sub sistemnya banjar-banjar. Dalam bidang kehidupan agraris berkembang organisasi subak. Selanjutnya, dalam ikatan-ikatan kelompok kepentingan khusus terwujud sebagai organisasi sekaa.
5.      Sistem Pengetahuan
Sistem pengetahuan yang dimaksud dalam kebudayaan adalah merupakan uraian dari cabang-cabang pengetahuan. Setiap suku bangsa biasanya mengetahui pengetahuan berdasarkan pokok kajiannya sebagai berikut :
a.       Alam Sekitar
b.      Tumbuhan
c.       Binatang
d.      Tubuh Manusia
e.       Sifat dan Tingkah Laku Manusia
f.       Ruang dan Waktu
Sistem pengetahuan yang berkembang di Bali sangatlah memiliki perjalanan yang sangat panjang mulai dari pada zaman kerajaan sampai masa saat ini. Perkembangan ilmu pengetahuan di Bali erat kaitanya perjalanan Mpu dan para Rsi yag datang ke Bali dalam menyebarkan agama Hindu, ajaran-ajaran dan ilmu pengetahuan yang dimulai dengan dibangunnya sebuah pesraman. Dalam perkembangan ilmu pengetahuan saat ini dan mengalami pengaruh dari luar, pengetahuan di Bali sudah sangat berkembang tanpa menghilangkan kebudayaan asli bali misalkan pesraman yang merupakan tempat belajar bagi masyarakat pada saat dulu masih dijaga dengan baik sampai saat ini.
6.      Sistem Religi
Religi biasanya disamakan dengan agama. Menurut Ensiklopedi Nasional Indonesia, agama adalah aturan/ tata cara hidup manusia dalam hubungannya dengan Tuhan dan sesamanya. Agama mencakup tata tertib upacara sebagai tata cara untuk langsung berhubungan dengan Tuhan. Agama juga disebut sebagai pedoman hidup umat manusia, pedoman bagaimana dia harus berpikir, bertingkah laku dan bertindak sehingga tercipta suatu hubungan serasi antara manusia dan hubungan erat dengan Tuhan. Dalam kaitannya dengan kebudayaan, sistem religi memiliki tiga unsur, yaitu sebagi berikut :
a.       Sistem Keyakinan
Sistem keyakinan secara khusus mengandung banyak sub-unsur. Para ahli antropologi menaruh perhatian kepada para dewa, sifat dan tanda-tanda dewa, konsepsi tentang makhluk halus, konsepsi tentang dewa tertinggi dan penciptaan alam semesta, kosmologi, konsepsi tentang hidup dan mati, serta konsepsi tentang dunia roh dan akhirat
b.      Sistem Upacara Keagaman
Dalam sistem upacara keagamaan, para ahli antropologi menekankan pada empat aspek. Pertama, tempat upacara keagamaan dilakukan seperti makam, candi, pura, kuil, gereja dan masjid. Kedua, saat-saat upacara keagamaan, Ketiga, benda0benda yang digunakan dalam upacara seperti patung-patung dewa dan alat bunyi-bunyian, Keempat, Para pelaku upacara keagamaan
c.       Suatu Umat yang Menganut Religi
Secara khusus unsur ini meliputi masalah-masalah pengikut suatu agama, hubungan antar pemeluk agama, hubungan dengan pemimpin agama dan organisasi para penganut, kewajiban, serta hak-hak penganutnya.
Perkembangan sistem religi di Bali sudah dimulai pada saman kerajaan-kerajaan di Bali, pada umumnya masyarakat bali merupakan masyarakat yang mayoritas beragama Hindu namun tidak menutup kemungkinan lain bahwa  dari sejak dulu di Bali sudah bekembang agama lain seperti agam Islam dan seiring dengan perkembangan zaman di Bali mulai muncul berbagai kepercayaan atau agama yang masuk ke Bali seperti agama Kristen.

7.      Kesenian
Kesenian adalah suatu ekspresi manusia akan keindahan dengan latar belakang tradisi atau sistem budaya masyarakat pemilik karya seni tersebut. Dalam karya seni tersirat pesan dari masyarakatnya yang berupa pengetahuan, gagasan, kepercayaan, nilai dan norma. Menurut Koentjaraningrat, berdasarkan jenisnya kesenian dibagi menjadi dua yaitu sebagai berikut
a.       Seni rupa, yaitu kesenian yang dinikmati manusia dengan mata. Seni yang termasuk dalam seni rupa adalah seni patung, seni ukir dan seni lukis
b.      Seni suara, yaitu kesenian yang dinikmati oleh manusia dengan telinga. Seni yang termasuk dalam seni suara adalah seni vokal, seni instrumental dan seni sastra.
Selain memiliki fungsi sebagai ekspresi dari hasrat manusia akan keindahan, kelompok kecil kesenian juga memiliki fungsi sosial. Misalnya, dalam pemujaan terhadap dewa yang berperan dalam kehidupan mereka dan roh nenek moyang. Dengan demikian, antara kesenian dan religi terdapat suatu hubungan, misalnya dalam upacara pemujaan terhadap arwah nenek moyang atau para dewa biasanya digunakan alat-alat musik untuk menciptakan harmoni yang indah dan digambarkan dalam gerak tarian-tarian yang indah.
Pulau Bali merupakan pulau yang sangat kaya akan nilai seni, mulai dari seni tarian, seni musik, seni ukiran dan seni arsitektur yang dapat dikelompokkan sebagai berikut :
Seni Tari : Seni tarian tradisional Bali ini memiliki khas yang berbeda dengan tari tradisional wilayah lainya di Indonesia. Berikut tari Tradisional Bali yang Populer :
ü  Tari Baris Tunggal    : Merupakan satu tarian yang sakral yang digunakan sebagai pelengkap dalam upacara keagaman Hindu di Bali.
ü  Tari Barong              : Merupakan tarian khas Bali yang berasl dari khazanah kebudayaan Pra-Hindu. Tarian ini menggambarkan pertarungan antara kebajikan dengan kebatilan.
ü  Tari Belibis               : Tari ini diilhami oleh cerita Angling Dharma yang merupakan seorang Raja
ü  Tari Cendrawasih     : Tarian ini menggambarkan sekelompok burung burung cendrawasih yang berterbangan menikmati alam bebas
ü  Tari Ciwa Nataraja   : Ciwa Nataraja adalah manifestasi Siwa sebagai penari tertinggi
ü  Tari Condong           : Tarian ini merupakan tarian klasik Bali yang memiliki perbendaharaan gerak yang komplek yang menggambarkan seorang abdi Raja
ü  Tari Gabor               
ü  Tari Genjek              : Tari Genjek salah satu jenis kesenian tradisional yang sampai saat ini masih berkembang di Karangasem
ü  Tari Gopala              : Tari Ini menggambarkan tingkah laku sekelompok penggembala Sapi di suatu ladang
ü  Tari Jauk                  
ü  Tari Kecak                : Tarian ini menggambarkan kisah Ramayana saat barisan kera membantu Rama melawan Rahwana
ü  Tari Kupu-Kupu       : Tarian ini menggambarkan ketentraman sekelompok kupu-kupu
ü  Tari Legong Lasem  : Tarian ini menceritakan Keinginan Raja Lasem untuk meminang Rangkesari, putri Kerajaan Daha
ü  Tari Manuk Rawa    : Tarian ini bercerita tentang burung yang mencari makan.
ü  Tari Margapati          : Tarian ini menggambarkan seorang pemuda yang sangat gagah berani dan pantang menyerah, dan dilukiskan sebagai raja binatang
ü  Tari Pendet               : Tari ini merupakan tarian penyambut kedatangan tamu.
ü  Tari Puspanjali         
ü  Tari Rejang               : Tarian ini merupakan tarian sakral sebagai pelengkap upacara keagamaan Agama Hindu di Bali
ü  Tari Trunajaya          : Tarian ini melukiskan gerak-gerik seorang pemuda yang menginjak dewasa dan sangat emosional
ü  Tari Wiranata           : Tari ini menggambarkan kisah seorang perwira kerajaan
ü  Tari Wirayuda          : Tari ini menggambarkan ketangkasan olah senjata para prajurit dalam menghadapi peperangan.
       Musik tradisional Bali memiliki kesamaan dengan musik tradisional di daerah lainnya di Indonesia misalnya penggunaan Gambelan namun yang membedakannya terdapat ke khasan dalam teknik memainkan dan gubahannya.
       Seni Ukiran di bali sangat banyak jenisnya mulai dari ukiran di rumah tradisional bali, seni ukiran patung, seni ukiran kayu dan masih banyak lagi yang lainnya
       Seni Arsitektur di Bali dapat dilihat dari Rumah, Meraja atau Pura yang ada di Bali yang memiliki nilai indah yang sangat tinggi karena terdapat banyak ukiran yang menghiasi bangunan tradisonal.

2.2       Wujud Kebudayaan di Bali
                        Menurut Koentjaraningrat wujud dari kebudayaan itu ada tiga meliputi :
1.      Sistem budaya (cultura system). Pada tahap ini wujud kebudayaan bersifat abstrak karena berkaitan dengan ide-ide (gagasan), nilai-nilai, dan norma-norma yang mengikat pada masyarakat pendukungnya.
2.      Sistem sosial, yaitu keseluruhan aktivitas dan tindakan manusia yang berpola dalam masyarakat pendukungnya. Aktivitas sosial dapat diperinci dalam tahap-tahap. Tahap pertamanya diperinci dalam berbagai kompleks sosial, kemudian tiap kompleks sosial diperinci lagi ke dalam pola-pola sosial. Tiap pola sosial  dapat diperinci lagi  dalam tindakan-tindakan.
3.      Kebudayaan fisik. Pada tingkat ini wujud kebudayaan bersifat konkret karena berkaitan dengan aktivitas manusia yang berupa benda-benda konkret yang tidak hanya dapat dilihat, tetapi juga dapat diraba dan dirasakan. Wujud kebudayaan digambarkan dengan lingkaran konsentris Lingkaran paling dalam adalah sistem budaya. Lingkaran tengah adalah sistem sosial dan lingkaran luar adalah kebudayaan fisik. Adapun isi kebudayaan yang terdiri atas tujuh unsur itu membagi ketiga wujud kebudayaan dalam tujuh sektor.

2.3       Aspek-aspek yang berubah dalam kebudayaan Bali
                        Kebudayaan memiliki sifat yang dinamis  inilah yang menyebabkan terus terjadinya perubahan dari kebudayaan yang diciptakan oleh manusia. Dari pertama kebudayaan itu muncul sampai sekrang pasti akan mengalami perubahan yang disebabkan oleh pengaruh-pengaruh yang dapat atau hal-hal lain yang dapat menyebabkan kebudayaan itu berubah.
                        Disetiap daerah kebudayaan itu pasti akan mengalami perkembangan atau perubahan ini juga terjadi pada kebudayaan yang ada di bali. Kebudayaan bali awal dengan yang sekarang tentulah sangat berbeda karena kebudayaan itu selalu mengalami perkembangan ataupun perubahan, aspek-aspek yang cepat sekali mengalami perubahan dalam kebudayaan adalah hasil dari kebudayaan itu sendiri karena hasil dari kebudayaan ini mudah sekali terkena pengaruh dan selalu mengikuti perkembangan zaman misalnya Pura ulun danu batur berbeda dengan Pura ulun danu Beratan, perbedaannya terletak pada pura ulun danu batur mengalami akulturasi dari cina sehingga pada bangunan pura terdapat bangunan seperti bangunan orang-orang cina pada umumnya. Contoh lain pada umumnya rumah tradisional orang bali itu sangat luas, namun karena kena pengaruh bangunan tipe minimalis rumah tradisional bali sulit ditemukan, tidak hanya rumah, bangunan merajan yang ada dikota dengan yang ada di desa memiliki sedikit perbedaan, perbedaannya terletak pada merajan yang ada di kota jarang memiliki piyasan.
2.4       Penyebab berubahnya aspek dalam kebudayaan Bali
                        Perubahan kebudayaan yang terjadi dalam suatu bangsa tidak luput dari faktor-faktor yang mempengaruhi. Menurut Soerjono Soekanto faktor-faktor tersebut terbagi menjadi dua yaitu faktor intern dan faktor ekstern.
Faktor Intern merupakan faktor yang berasal dari masyarakat itu sendiri yang menyebabkan perubahan kebudayaan, yang diantaranya :
1.      Perubahan Penduduk
2.      Adanya penemuan Baru atau Invention
3.      Konflik yang terjadi di dalam masyarakat
4.      Revolusi
Faktor Ekstern merupakan faktor yang berasal dari luar masyarakat melalui interaksi sosial yang mendorong terjadinya suatu perubahan kebudayaan, yang diantaranya :
1.      Peperangan
2.      Perubahan Alam
3.      Pengaruh Budaya Lain seperti penyebaran kebudayaan (Difusi) misalnya terjadinya penyebaran budaya baru oleh wisatawan yang datang ke Bali. Pembaharuan antar budaya yang masih terlihat masing-masing sifat khasnya (Akulturasi)



















BAB III
PENUTUP

3.1          Kesimpulan
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism. Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism. Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Koentjaraningrat wujud dari kebudayaan itu ada tiga yaitu sistem budaya, sistem sosial dan kebudayaan fisik. Perubahan kebudayaan yang terjadi dalam suatu bangsa tidak luput dari faktor-faktor yang mempengaruhi. Menurut Soerjono Soekanto faktor-faktor tersebut terbagi menjadi dua yaitu faktor intern dan faktor ekstern yaitu Invation, difusi dan Akulturasi.